Judul
materi : Pekerjaan & Waktu Luang dan Self-Directed Changes
Tugas ke
: 4
Nama :
Anne Ramadhanty
Kelas :
2PA13
Npm :
11513113
Pekerjaan & Waktu Luang dan Self-Directed Changes
A.
Penyesuaian Diri dalam Bekerja
Penyesuaian diri adalah
suatu usaha individu untuk dapat merubah dirinya ketika mereka berada di
lingkungan keluarga, sekolah dan di masyarakat yang dapat ditunjukkan melalui
aktifitas-aktifitas seperti: dapat menguasai lingkungan dimana individu berada,
penuh percaya diri, bersedia menerima teman dalam kelompok, bersedia mengatasi
masalah, dan bersedia merencanakan sesuatu dengan pikiran.
Pada dasarnya, penyesuaian diri memiliki dua aspek, yaitu
penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial.
1. Penyesuaian
Pribadi
Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima
dirinya sendiri sehingga tercapainya hubungan yang harmonis antara siapa
dirinya dengan lingkungan kerjanya. Ia sadar sepenuhnya siapa dirinya, apa
kelebihan dan kekurangannya dan bertindak objektif sesuai dengan kondisi
dirinya tersebut. Keberhasilan diri pribadi dengan tidak adanya rasa benci,
lari dari kenyataan atau tanggungjawab, kecewa atau tak percaya pada kondisi
dirinya. Kehidupan kejiwaannya ditandai dengan tidak adanya kegoncangan atau kecemasan
yang menyertai rasa bersalah, rasa tidak puas, rasa cemas, rasa kurang dan
keluhan terhadap nasib yang dialaminya.
2. Penyesuaian
Sosial
Setiap individu hidup dalam masyarakat, dimana terdapat proses
saling mempengaruhi satu sama lain. Dari proses tersebut timbul pola kebudayaan
dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai
yang mereka patuhi, demi untuk mencapai penyesuaian bagi persoalan-persoalan
hidup sehari-hari.
Dalam dunia kerja ada 2 hal yang tidak bisa dipisahkan yaitu
karyawan dan perusahaan. Seseorang yang dapat menyesuaikan dirinya dengan
pekerjaannya yaitu apabila terdapat adanya kepuasan kerja.
Ø faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, diantaranya adalah kesesuaian
pekerjaan, kebijakan organisasi termasuk kesempatan berkembang, lingkungan
kerja dan perilaku atasan. faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan menurut
Kreitner dan Kinichi, yaitu:
a. Pemenuhan Kebutuhan (need fulfillment)
pekerjakaan
memberikan kesempatan pada individu intuk memenuhi kebutuhannya.
b. Perbedaan (discrepancies)
Kepuasan
merupakan suatu hasil memenuhi harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan
perbedaan antara apa yang diharapkan dan apa yang diperoleh individu dari
pekerjaannya.
c. Pencapaian nilai (volue attainment)
Kepuasan
hasil dari persepsi pekerjaan memberikan pemenuhan nilai kerja individual.
d. Keadilan (equity)
Kepuasan
merupakan fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan di tempat kerja.
e. Komponan genetik (genetic components)
Kepuasan
kerja merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. perbedaan sifat
individu kerja disamping karakteristik lingkungan pekerjaan.
Ø Selain itu ada juga faktor penentu kepuasan kerja yaitu:
a) Gaji/upah
Menurut
Theriault, kepuasan kerja merupakan fungsi dari jumlah absolute dari gaji yang
diterima, derajat sejauh mana gaji memenuhi harapan-harapan tenaga kerja dan
bagaimana gaji diberikan.
b) Kondisi kerja yang menunjang
Bekerja
dalam ruangan atau tempat kerja yang tidak menyenangkan (uncomfortable) akan
menurunkan semangat untuk bekerja. Oleh karena itu, perusahaan harus membuat
kondisi kerja yang nyaman dan menyenangkan sehingga kebutuhan-kebutuhan fisik
terpenuhi dan menimbulkan kepuasan kerja.
c) Hubungan kerja
· Hubungan dengan rekan kerja
Ada
tenaga kerja dalam menjalankan pekerjaannya memperoleh masukan dari tenaga
kerja lain (dalam bentuk tertentu). Keluarannya (barang yag setengah jadi)
menjadi masukkan untuk tenaga kerja lainya, misalnya pekerja konveksi. Hubugan
antara pekerja adalah hubungan ketergantungan sepihak yang berbentuk
fungsional.
· Hubungan dengan atasan
Kepemimpinan
yang konsisten berkaitan dengan kepuasan kerja adalah tenggangrasa
(consideration). Hubungan fungsional mencerminkan sejumlah atasa membantu
tenaga kerja untuk memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang penting bagi tenaga
kerja. Hubungan keseluruhan didasarkan pada ketertarikkan antara pribadi yang
mencerminkan sikap dasar dan nilai-nilai yang serupa, misalnya keduanya
mempuyai pandangan hidup yang sama.
B. Waktu
Luang
Waktu
luang adalah waktu sela diantara waktu yang diperuntukkan bagi pekerjaan utama.
Tidak ada yang suka bekerja sepanjang waktu. Sebagian besar dari kita
menginginkan pergi ke sendiri dan dengan keluarga kita. Istilah tradisional
yang digunakan untuk waktu tidak bekerja seperti itu liburan, secara harfiah
berarti “waktu off bekerja atau tugas.” Kebanyakan dari kita berpikir bahwa
kita memiliki waktu luang lebih baik. Namun peningkatan waktu luang sekarang
menimbulkan masalah bagi banyak orang.
Bagi
sebagian orang, waktu luang adalah waktu untuk beristirahat. Bagi sebagian
lainnya waktu luang adalah saat yang bagus untuk bertemu teman-teman atau
bersosialisasi. Bagi sebagian lainnya lagi, waktu luang sama dengan waktu
kreatif.
· Menggunakan Waktu Luang Secara
Positif
Rata-rata
pekerja sekarang memiliki liburan dibayar dan hari libur, dan janji jangka
waktu yang lebih mendukung pensiun penghasilan.
Kebanyakan
orang menghabiskan begitu banyak waktu luang dan kegiatan di tempat kerja,
antara 30 dan 40 jam per minggu rata-rata. Pada kelompok usia 18 sampai 25 dan
lebih dari 50 tahun menghabiskan berjam-jam dua kali lagi dalam kegiatan
rekreasi dan di tempat kerja. Kenyamanan kegiatan dapat berkisar dari kegiatan
di luar ruangan, aktif, seperti berjalan dan bersepeda pencarian lebih pasif,
interior, seperti menonton televisi. Meskipun liburan disukai sedikit berbeda
menurut umur dan jenis kelamin, serta apa yang ada dalam mode, yang merupakan
aktivitas yang paling populer di kalangan populasi umum di urutan mengunjungi
kebun binatang dan taman, piknik, drive, berjalan atau berlari, berenang,
sightecing , menghadiri acara olahraga, olahraga bermain atau permainan,
memancing dan alam berjalan
2. Self-Directed Changes
A. Konsep
dan Penerapan Self-Directed Changes
Mahasiswa
mengetahui dan termotivasi untuk melakukan perubahan pribadi dengan melalui
tahapan:
1. Meningkatkan kontrol diri
Mendasarkan diri pada kesadaran bahwa pada setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan kondisi yang dimiliki setiap manusia. Itu dapat terjadi sebagai akibat perubahan dalam struktur kognitif yang dihasilkan oleh perubahan struktur kognitif itu sendiri atau perubahan kebutuhan juga adanya motivasi internal serta belajar yang efektif.
2. Menetapkan tujuan
Dimaksudkan untuk menjaga individu agar tetap tertuju pada proses pembelajaran, dalam arti dapat mengetahui dan mampu secara mandiri menetapkan mengenai apa yang ingin dipelajari dalam mencapai kesehatan mental, serta tahu akan kemana tujuan hidupnya, cakap dalam mengambil keputusan dan mampu berpartisipasi di masyarakat dan akan mampu mengarahkan dirinya.
3. Pencatatan perilaku
Menguatkan perilaku ulang kalau individu merasa bisa mengambil manfaat dari perilaku yang pernah dilakukan sebelumnya, kemungkinan lain yang bisa menjadikan seseorang mengulang perilaku sebelumnya karena merasa senang dengan apa yang pernah dilakukan.
1. Meningkatkan kontrol diri
Mendasarkan diri pada kesadaran bahwa pada setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan kondisi yang dimiliki setiap manusia. Itu dapat terjadi sebagai akibat perubahan dalam struktur kognitif yang dihasilkan oleh perubahan struktur kognitif itu sendiri atau perubahan kebutuhan juga adanya motivasi internal serta belajar yang efektif.
2. Menetapkan tujuan
Dimaksudkan untuk menjaga individu agar tetap tertuju pada proses pembelajaran, dalam arti dapat mengetahui dan mampu secara mandiri menetapkan mengenai apa yang ingin dipelajari dalam mencapai kesehatan mental, serta tahu akan kemana tujuan hidupnya, cakap dalam mengambil keputusan dan mampu berpartisipasi di masyarakat dan akan mampu mengarahkan dirinya.
3. Pencatatan perilaku
Menguatkan perilaku ulang kalau individu merasa bisa mengambil manfaat dari perilaku yang pernah dilakukan sebelumnya, kemungkinan lain yang bisa menjadikan seseorang mengulang perilaku sebelumnya karena merasa senang dengan apa yang pernah dilakukan.
4. Menyaring anteseden perilaku
Bisa membagi perilaku sasaran ke dalam perubahan, serta membantu individu agar lebih siap dalam mempelajari perilaku tersebut. Pemahaman akan anteseden perilaku membantu individu agar dapat dengan tepat memilih nilai-nilai dan merencanakan strategi.
5. Menyusun konsekuensi yang efektif
Pemahaman dalam arti sehat mental dapat menentukan perubahan pada individu dalam melakukan mobilitas untuk melakukan segala sesuatu aktifitas –aktifitas yang dilakukan oleh manusia, dalam menanggapi stimulus lingkungan, yang meliputi aktivitas motoris, emosional,dan kognitif dalam mencapai kematangan mental.
6. Menerapkan perencana intervensi
Membawa perubahan, tentunya pada perubahan yang lebih baik. Dalam arti pemahaman nilai-nilai, karakter / watak, dan cara cara berperilaku secara individual. Dalam arti kita harus lebih memahami cara berperilaku pada kegiatan proses pembentukan watak dan pembelajaran secara terencana.
7. Evaluasi
Faktor yang penting untuk mencapai kematangan pribadi, sedangkan salah satu faktor penting untuk mengetahui keefektivan adalah evaluasi baik terhadap proses maupun hasil pembelajaran.
SUMBER :