Peran Internet Sebagai Mediasi
Mediasi adalah upaya penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang netral, yang tidak
memiliki kewenangan mengambil keputusan yang membantu pihak-pihak yang
bersengketa mencapai penyelesaian (solusi) yang diterima oleh kedua belah pihak.
Mediasi disebut emergent mediation apabila mediatornya
merupakan anggota dari sistem sosial pihak-pihak yang bertikai, memiliki
hubungan lama dengan pihak-pihak yang bertikai, berkepentingan dengan hasil
perundingan, atau ingin memberikan kesan yang baik misalnya sebagai teman yang
solider.
Pengertian mediasi menurut Priatna Abdurrasyid yaitu
suatu proses damai dimana para pihak yang bersengketa menyerahkan
penyelesaiannya kepada seorang mediator (seseorang yg mengatur pertemuan antara
2 pihak atau lebih yg bersengketa) untuk mencapai hasil akhir yang adil, tanpa
biaya besar besar tetapi tetap efektif dan diterima sepenuhnya oleh kedua belah
pihak yang bersengketa. Pihak ketiga (mediator) berperan sebagai pendamping dan
penasihat. Sebagai salah satu mekanisme menyelesaikan sengketa, mediasi
digunakan di banyak masyarakat dan diterapkan kepada berbagai kasus konflik.
Peran
Internet Sebagai Mediasi yang Memungkinkan Terbentuknya Berbagai Model Consciousness
& Collective Unconsciousness
Model
Consciusness :
Menurut teori Jung, seperti yang dikutip Alwisol
(2004) dalam bukunya Psikologi Kepribadian,consciousness muncul
pada awal kehidupan, bahkan mungkin sebelum dilahirkan. Secara berangsur
kesadaran bayi yang umum-kasar, menjadi ssemakin spesifik ketika bayi itu mulai
mengenal manusia dan ojek disekitarnya. Menurut Jung, hasil pertama dari proses
diferensiasi kesadaran itu adalah ego. Sebagai organisasi kesadaran, ego
berperan penting dalam menentukan persepsi, pikiran, perasaan dan ingatan yang
bisa masuk ke kesadaran. Tanpa seleksi ego, jiwa manusia bisa menjadi kacau
karena terbanjiri oleh pengalaman yang semua bebas masuk ke kesadaran. Dengan
menyaring pengalaman, ego berusaha memelihara keutuhan dalam kepribaddian dan
memberi orang perasaan kontinuitas dan identitas.
Kesadaran
(consciousness) memiliki lima komponen yaitu:
1.KondisiKesadaran(StateofConsciousness)
2.IsiKesadaran(ContentofConsciousness)
3.Kesadara(Awareness)
4.EnergiPsikis(PsychicEnergy)
5Struktur(Structure)
Isi kesadaran atau content of consciousness adalah
muatan yang keluar dari pikiran bawah sadar dan atau nirsadar, naik ke
permukaan dan masuk ke wilayah pikiran sadar sehingga dikenali dan diketahui.
Setiap kondisi kesadaran merupakan “jalur” bagi pikiran bawah sadar dan atau
nirsadar untuk mengeluarkan muatannya sesuai dengan kondisi psikis, kebutuhan,
kesiapan, dan ijin dari sistem ego.
Collective
unconsciousness:
Merupakan
gudang bekas ingatan yang diwariskan dari masa lampau leluhur seseorang yang
tidak hanya meliputi sejarah ras manusia sebagai sebuah spesies tersendiri
tetapi juga leluhur pramanusiawi atau nenek moyang binatangnya. Collective
unconscious terdiri dari beberapa Archetype, yang merupakan ingatan ras akan
suatu bentuk pikiran universal yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Bentuk pikiran ini menciptakan gambaran-gambaran yang berkaitan dengan
aspek-aspek kehidupan, yang dianut oleh generasi terentu secara hampir
menyeluruh dan kemudian ditampilkan berulang-ulang pada beberapa generasi
berikutnya. Beberapa archetype yang dominan seakan terpisah dari kumpulan
archetype lainnya dan membentuk satu sistem sendiri. Empat archetype yang
penting dalam membentuk kepribadian seseorang adalah :
Persona
yang merupakan topeng yang dipakai manusia sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan
kebiasaan dan tradisi masyarakat serta terhadap kebutuhan archetypal sendiri.
Anima
& Animus merupakan elemen kepribadian yang secara psikologis berpengaruh
terhadap sifat bisexual manusia. Anima adalah archetypesifat kewanitaan /
feminine pada laki-laki, sedangkan Animus adalaharchetype sifat kelelakian /
maskulin pada perempuan.
Shadow
adalah archetype yang terdiri dari insting-insting binatang yang diwarisi
manusia dalam evolusinya dari bentuk-bentuk kehidupan yang lebih rendah
kebentuk yang lebih tinggi.
Self,
yang secara bertahap menjadi titik pusat dari kepribadian yang secara
psikologis didefinisikan sebagai totalitas psikis individual dimana semua
elemen kepribadian terkonstelasi disekitarnya. Self membimbing manusia kearah
self-actualization, merupakan tujuan hidup yang terus-menerus diperjuangkan
manusia tetapi jarang tercapai.
Faktor
Penyebab mengapa seseorang itu melakukan plagiat
Beberapa faktor yang menyebabkan tindak plagiat
masih terjadi di kalanagan mahasiswa adalah:
11. Kurangnya pengetahuan tentang aturan
penulisan karya ilmiah :
Mahasiswa seringkali di berikan banyak tugas oleh
dosen. Di dalam membuat tugas yang di berikan oleh dosen, sebagian mahasiswa
belum mengerti tentang bagaimana tata cara membuat karya ilmiah. Oleh
sebab itulah sangat penting untuk memahami tata cara penulisan yang
baik dan benar.
22. Penyalahgunaan teknologi :
Di dalam erang yang serba modern, banyak sekali kita
mendapatkan sebuah informasi. Entah itu melalui medai cetak maupun
media elektronik. Akan tetapi banyak mahasiswa yang menggunakan teknologi
sebagai bahan referensinya, internet adalah salah satu contoh
yang sering di gunakan oleh mahasiswa untuk bahan referensi. Akan tetapi
mahasiswa sering tidak mencantumkan sumber yang mereka peroleh ke dalam
tugasnya.
33. Malas :
Sifat malas pasti ada pada
dalam diri seorang manusia, begitupun seorang mahasiswa pasti
mempunyai sifat malas. Karena dengan banyaknya tugas yang diberikan oleh dosen
sehingga mereka mengambil jalan pintas dengan copy-paste karya
seseorang dengan tidak mencantumkan darimana sumber
yang mereka dapatkan.
44. Tidak percaya diri
Mahasiswa sangat berbeda sekali dengan seorang siswa.
Seringkali mereka tidak percaya diri akan pikiran-pikiran yang mereka
keluarkan. Bahkan mereka beranggapan karya orang orang lain di
anggap lebih sempurna dari pada karyanya sendiri. Tetapi tiu belum
pasti benar. Yang harus di tanamkan di dalam diri setiap mahasiswa adalah kepercayaan diri.
5. Hanya menginginkan nilai bagus.
Bayak mahasiswa yang kuliah hanya untuk mendapatkan
gelar saja. Mereka tidak dapat mengembangkan pola fikirnya. Sehingga mereka
berfikiran sempit dengan beranggapan kuliah hanya untuk mendapat
nilai bagus. Sehingga mereka mengambil jalan pintas untuk mendat nilai bagus
dari dosen.
66. Sanksi belum ditegakkan secara tegas.
Di Indonesia sudah terdapat
perlindungan terhadap hasil karya seseorang. Akan tetapi hukum yang
sudah ada belum secara maksimal di tegakkan. Sehingga tindak plagiat masih
terjadi di kalangan mahasiswa. Bahkan tidak dapat di bedakan antara kaya yang
asli dengan karya jiplakkan. Karena ahlinya seorang plagiator.
Upaya
Untuk Mengurangi Tidak plagiat :
Ditinjau dari faktor-faktor yang telah
diuraikan diatas, penyebabkan plagiat tetap berlangsung di kalangan mahasiswa,
ada beberapa upaya yang harus di lakukan oleh mahasiswa untuk mengurangi
plagiat ialah sebagai berikut:
11. Mempelajari tata cara penulisan karya
ilmiah.
Di dalam kehidupan sebagai mahasiswa kita
harus selalu membaca. Kita pasti mendapatkan buku panduan untuk membuat sebuah
karya tulis ilmiah. Sehingga kita baca dan pahami bagaimana tatacara
dalam membuat sebuah karya tulis ilmiah.
22. Tindakan yang tegas bagi para plagiator.
Hukum harus bertidak tegas terhadap para plagiator.
Jangan pandang bulu. Sehingga dalam penegakan hukum dapat
berjalan dengan lancar dan membuat jera para plagiator.
33. Menanamkan moral anti plagiat
dalam diri sendiri.
Penanaman moral anti plagiat sangat
penting sekali. Mereka harus percaya diri dalam mengerjakan tugas. Bukan nilai
yang baik dalam mengerjakn tugas, tetapi ilmu yang bermanfaatlah yang kita
cari. Sehingga terdi sifat menghargai antar karya seseorang.
REFERENSI :