KANTUNG SEMAR
Pada umumnya, Nepenthes memiliki tiga macam bentuk kantong, yaitu kantong atas, kantong bawah, dan kantong roset. Kantong atas adalah kantong dari tanaman dewasa, biasanya berbentuk corong atau silinder, tidak memiliki sayap, tidak mempunyai warna yang menarik, bagian sulur menghadap ke belakang dan dapat melilit ranting tanaman lain, kantong atas lebih sering menangkap hewan yang terbang seperti nyamuk atau lalat, kantong jenis ini jarang bahkan tidak ditemui pada beberapa spesies, contohnya N. ampullaria. Kantong bawah adalah kantong yang dihasilkan pada bagian tanaman muda yang biasanya tergelatak di atas tanah, memiliki dua sayap yang berfungsi sebagai alat bantu bagi serangga tanah seperti semut untuk memanjat mulut kantong dan akhirnya tercebur dalam cairan berenzim di dalamnya, adapun kantong roset, memiliki bentuk yang sama seperti kantong bawah, namun kantong roset tumbuh pada bagian daun berbentuk roset, contoh spesies yang memiliki kantong jenis ini adalah N. ampullaria dan N. gracilis. Beberapa tanaman terkadang mengeluarkan kantong tengah yang berbentuk seperti campuran kantong bawah dan kantong atas.
Manfaat Kantong Semar pun ternyata sangat beragam. Selain sebagai tanaman hias, tanaman ini juga memiliki fungsi yang tidak kalah penting. Di antaranya adalah sebagai indikator iklim. Jika pada suatu kawasan atau areal ditumbuhi oleh Nepenthes gymnamphora, berarti kawasan tersebut tingkat curah hujannya cukup tinggi, kelembaban di atas 75 %, tanahnya pun miskin unsur hara.
Tumbuhan Obat Tanaman ini dapat pula menjadi tumbuhan obat. Cairan dari kantong yang masih tertutup, digunakan sebagai obat batuk. Air rebusan akar dan cairan dalam kantong yang masih tertutup dipakai juga sebagai obat sakit perut, mencegah ngompol, luka bakar dan mengobati sakit mata. Selain itu, Nepenthes juga menjadi sumber air minum bagi petualang ataupun pendaki gunung yang kehausan.
Kantong semar jenis N. gymnamphora merupakan sumber air yang layak minum karena pH-nya netral (6-7) dengan keadaan kantong yang masih tertutup, karena kantong yang terbuka sudah terkontaminasi jasad serangga yang masuk ke dalam, pH-nya 3 dan rasanya masam.
Ada juga masyarakat yang menggunakannya sebagai pengganti tali. Batang dari Kantong Semar ini bisa digunakan sebagai pengganti tali untuk pengikat barang.
Dengan keunikan dan keindahannya, tak salah banyak orang yang ingin memeliharanya. Namun, kebanyakan yang diperjualbelikan khususnya di daerah asalnya Sumatera, masih merupakan Nepenthes yang diambil langsung dari alam, bukan dari hasil penangkaran atau budidaya.
Hal tersebut sangatlah memprihatinkan mengingat habitat asli mereka terancam oleh kebakaran, pembalakan, pembukaan lahan, dan konversi lahan.
Eksploitasi Nepenthes dari alam untuk kepentingan ekonomi semata serta degradasi hutan yang mengancam habitat alami dari Nepenthes, memperburuk keberadaannya di alam. Kantong Semar termasuk tumbuhan yang langka dan mendekati kepunahan. Bahkan LIPI mengumumkan, beberapa spesies tanaman ini sebagai tanaman paling langka di Indonesia.
Karenanya dilindungi berdasarkan Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Hayati dan Ekosistemnya. Juga peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Covention of International Trade in Endangered Species (CITES) mengategorikannya dalam Appendix-1 (2 spesies) dan Appendix-2. Itu berarti segala bentuk kegiatan perdagangan sangat
SUMBER:
http://www.internet.web.id/2013/02/tumbuhan-langka-di-indonesia-beserta_25.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar