Tugas ke : 3
Nama : Anne Ramadhanty
Kelas : 2PA13
Npm : 11513113
Hubungan Interpesonal
Hubungan interpersonal adalah
dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan,
tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi
kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship.
Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan
interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat
persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif
komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
A.
Model-Model Hubungan Interpersonal
Ada
4 (empat) model hubungan interpersonal yaitu meliputi :
1 . Model pertukaran sosial (social exchange
model)
Hubungan interpersonal
diidentikkan dengan suatu transaksi dagang. Orang berinteraksi karena
mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Artinya dalam hubungan
tersebut akan menghasilkan ganjaran (akibat positif) atau biaya (akibat
negatif) serta hasil/ laba (ganjaran dikurangi biaya).
2. Model peranan (role model)
Hubungan interpersonal
diartikan sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang memainkan peranannya
sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan akan dianggap baik bila individu
bertindak sesuai ekspetasi peranan (role expectation), tuntutan peranan (role
demands), memiliki ketrampilan (role skills) dan terhindar dari konflik
peranan.
Ekspetasi peranan
mengacu pada kewajiban, tugas dan yang berkaitan dengan posisi tertentu, sedang
tuntutan peranan adalah desakan sosial akan peran yang harus dijalankan.
Sementara itu ketrampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu.
3.
Model permainan (games people play model)
Model menggunakan
pendekatan analisis transaksional. Model ini menerangkan bahwa ngan
individu-individu terlibat dalam bermacam permaianan. Kepribadian dasar dalam
permainan ini dibagi dalam 3 (tiga) bagian yaitu :
§
Kepribadian orang tua
(aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang diterima dari orang
tua atau yang dianggap sebagi orang tua).
§
Kepribadian orang
dewasa (bagian kepribadian yang mengolah informasi secara rasional)
§
Kepribadian anak
(kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak yang
mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas dan kesenangan). Pada
interaksi individu menggunakan salah satu kepribadian tersebut sedang yang lain
membalasnya dengan menampilkan salah satu dari kepribadian tersebut. Sebagai
contoh seorang suami yang sakit dan ingin minta perhatian pada istri
(kepribadian anak), kemudian istri menyadari rasa sakit suami dan merawatnya
(kepribadian orang tua).
4. Model Interaksional (interactional model)
Model ini memandang
hubungann interpersonal sebagai suatu sistem . Setiap sistem memiliki sifat
struktural, integratif dan medan. Secara singkat model ini menggabungkan model pertukaran, peranan dan permainan.
B.
Memulai Hubungan
Adapun tahap-tahap dalam
hubungan interpersonal yakni meliputi :
1.
Pembentukan.
Tahap
ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah
menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak
yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap
informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali
secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. Bila mereka merasa ada
kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini
informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat
tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
Menurut
Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada
tujuh kategori, yaitu :
a. Informasi
demografis.
b. Sikap
dan pendapat (tentang orang atau objek).
c. Rencana
yang akan datang.
d. Kepribadian.
e. Perilaku
pada masa lalu.
f. Orang
lain, serta,
g. Hobi
dan minat.
2.
Peneguhan
Hubungan.
Hubungan
interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara
dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu
untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara
keseimbangan ini, yaitu:
a.
Keakraban (pemenuhan kebutuhan akan kasih
sayang antara komunikan dan komunikator).
b.
Kontrol (kesepakatan antara kedua belah
pihak yang melakukan komunikasi dan menentukan siapakah yang lebih dominan
didalam komunikasi tersebut).
c.
Respon yang tepat (feedback atau umpan
balik yang akan terima jangan sampai komunikator salah memberikan informasi
sehingga komunikan tidak mampu memberikan feedback yang tepat).
d.
Nada emosional yang tepat (keserasian
suasana emosi saat komunikasi sedang berlangsung).
C.
Intimasi dan Hubungan Pribadi
Pendapat beberapa ahli
mengenai intimasi, di antara lain yaitu :
a. Shadily
dan Echols mengartikan intimasi sebagai kelekatan yang kuat yang didasarkan
oleh saling percaya dan kekeluargaan.
b. Sullivan
mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk
mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain.
c. Steinberg
berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara
dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk
memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif
serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama.
d. Levinger
& Snoek merupakan suatu bentuk hubungan yang berkembang dari suatu hubungan yang bersifat timbal balik antara dua individu. Keduanya saling berbagi
pengalaman dan informasi, bukan saja pada hal-hal yang berkaitan dengan
fakta-fakta umum yang terjadi di sekeliling mereka, tetapi lebih bersifat
pribadi seperti berbagi pengalaman hidup, keyakinan-keyakinan, pilihan-pilihan,
tujuan dan filosofi dalam hidup. Pada tahap ini akan terbentuk perasaan atau
keinginan untuk menyayangi, memperdulikan, dan merasa bertangung jawab terhadap
hal-hal tertentu yang terjadi pada orang yang dekat dengannya.
e. Atwater
mengemukakan bahwa intimasi mengarah pada suatu hubungan yang bersifat
informal, hubungan kehangatan antara dua orang yang diakibatkan oleh persatuan
yang lama. Intimasi mengarah pada keterbukaan pribadi dengan orang lain, saling
berbagi pikiran dan perasaan mereka yang terdalam. Intimasi semacam ini
membutuhkan komunikasi yang penuh makna untuk mengetahui dengan pasti apa yang
dibagi bersama dan memperkuat ikatan yang telah terjalin. Hal tersebut dapat
terwujud melalui saling berbagi dan membuka diri, saling menerima dan menghormati,
serta kemampuan untuk merespon kebutuhan orang lain (Harvey dan Omarzu dalam
Papalia dkk, 2001).
Dalam suatu hubungan juga perlu adanya
companionate love, passionate love dan intimacy love. Karena apabila kurang
salah satu saja di dalam suatu hubungan atau mungkin hanya salah satu di antara
ketiganya itu di dalam suatu hubungan maka yang akan terjadi adalah hubungan
tersebut tidak akan berjalan dengan langgeng atau awet, justru sebaliknya
setiap pasangan tidak merasakan kenyamanan dari pasangannya tersebut sehingga
yang terjadi adalah hubungan tersebut bubar dan tidak akan ada lagi harapan
untuk membangun hubungan yang harmonis dan langgeng.
Komunikasi yang selalu terjaga, kepercayaan,
kejujuran dan saling terbuka pun menjadi modal yang cukup untuk membina
hubungan yang harmonis. Maka jangan kaget apabila komunikasi kita dengan
pasangan tidak berjalan dengan mulus atau selalu terjaga bisa jadi hubungan
kita akan terancam bubar atau hancur. Tentu saja itu akan menyakitkan hati kita
dan setiap pasangan di dunia ini pun tidak pernah menginginkan hal berikut.
D.
Intimasi dan Pertumbuhan
Apapun alasan untuk berpacaran, untuk
bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah cinta. Keintiman tidak akan
bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti proses menyatakan siapa kita
sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah kebebasan menjadi diri
sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita kepada pasangan kita.
Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan
demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan kita.
Keinginan setiap pasangan adalah menjadi
intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh
pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi
kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan dan dukungan ada
didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk bisa terbuka
terhadap pasangan kita. Hal ini dapat disebabkan karena :
a.
Kita tidak mengenal
dan tidak menerima siapa diri kita secara utuh.
b.
Kita tidak menyadari
bahwa hubungan pacaran adalah persiapan memasuki pernikahan.
c.
Kita tidak percaya
pasangan kita sebagai orang yang dapat dipercaya untuk memegang rahasia.
d.
Kita dibentuk menjadi
orang yang berkepribadian tertutup.
e.
Kita memulai pacaran
bukan dengan cinta yang tulus .
REFERENSI :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar