Tugas ke : 3
Nama : Anne Ramadhanty
Kelas 2PA13
Npm :11513113
Cinta dan
Perkawinan
Pengertian Cinta
Pengertian cinta itu
sendiri sulit dibedakan batasan ataupun pengertiannya, karena cinta merupakan
salah satu bentuk emosi dan perasaan yang dimiliki individu. Dan sifatnyapun
subyektif sehingga setiap individu akan mempunyai makna yang berbeda tergantung
pada penghayatan serta pengalamannya.
Jenis-jenis Cinta
Jenis-Jenis Cinta menurut
Kelly dalam buku kesehatan reproduksi
remaja membagi cinta itu menjadi 3
jenis yaitu:
1.
Cinta karena nafsu
Yaitu cinta yang mengakibatkan
hubungan antar dua orang tidak terkontrol lagi, emosi sangat menguasai akal
sehat seseorang sehingga perilaku seolah terjadi secara spontan untuk menjawab
rangsangan emosi yang berlebihan
2.
Cinta pragmatis
yaitu cinta terjadi keseimbangan
antara dua orang, ada rasa suka dan duka, serta adanya timbal balik.
3.
Cinta altruistik
biasanya terjadi pada seorang ibu
kepada anaknya, cinta ini disertai kasih sayang yang tidak ada batasnya.
Cinta
itu berada pada ranah emosional dan rasional. Cinta emosional ini datang dan
pergi tanpa diprediksi,misalkan: aku mencintaimu pada pandangan pertama, meski
aku tak bahagia bersamanya aku tetap mencintainya dll.
Ciri-ciri cinta emosional
·
Adanya perasaan yang sangat kuat,
normalnya diarahkan pada lawan jenis, dimana yang ada pada pikiran serta hati
adalah bayangan kekasihnya
·
Adanya egoisme, biasanya ada
harapan-harapan bahwa kekasihnya adalah ideal yang ada dipikirannya dan merasa
kecewa kalau kekasihnya berbeda dengan apa yang ia harapkan
·
Cinta emosional mengandung unsur
erotisme,yang biasanya ingin mengungkapkan rasa cintanya dengan berpegangan
tangan, berpelukan dll. Sedangkan cinta rasional tidak didominasi oleh perasaan
yang kuat tetapi lebih pada akal pikiran. Cinta rasional ini biasanya tidak
peduli apakah perasaannya kepada seseorang yang dikuasai ini dibalas atau
tidak, karena ciri utama dari cinta ini adalah memberi tanpa pamrih dan tanpa
syarat.
Reaksi Psikologis Dan Fisiologis Pada Saat Muncul Cinta
Ketika
orang lagi kasmaran, maka dalam tubuhnya akan memproduksi hormon Phenthylamine
( PEA), efeknya adalah terjadi peningkatan suhu tubuh, gula dan tekanan darah,
denyut jantung akan lebih cepat dan berkeringat, orang tersebut juga menjadi
penasaran, salah tingkah, bergairah (bersemangat), dan gembira.
Tanda- tanda Cinta
Cinta
merupakan hal yang sangat subyektif, satu orang dengan orang lainnya akan
memaknakan secara berbeda. Namun ada tanda-tanda yang menunjukkan adanya
perasaan cinta:
1.
ada unsur keterkaitan dan kekaguman
biasanya
cinta didahului oleh rasa ketertarikan dan kekaguman, baik itu karena sik,
sifat, kemampuan atau materi. Hal mana yang menjadikan seseorang itu tertarik
tiap orang itu berbeda-bada.
2.
teringat terus dalam ingatan
perasaan
cinta membuat bayangan tentang orang yang dicintainya selalu ada dalam ingatan.
3.
adanya pengorbanan
perasaan
cinta menimbulkan perasaan ingin berbuat apa saja yang dapat membahagiakan dan
menyenangkan orang yang dicintai
4. adanya
ketertarikan seksual biasanya muncul rasa ingin selalu bertemu serta
keinginan untuk bersentuhan secara fisik
Arti Cinta Pada Pandangan Pertama
Cinta pada pandangan pertama ini baru pada tahap persona pada ketertarikan fisik
saja. Cinta ini digolongkan dalam passionate love yang ditandai oleh rasa rindu
yang hebat untuk bertemu. Ketertarikan pada pandangan pertama ini bisa berubah
dan berkembang menjadi cinta, tapi harus diikuti oleh proses selanjutnya yaitu
perkenalan dan penjajakan.
Beda Cinta Dan Sayang Pengertian Cinta
Biasanya
masyarakat membedakan cinta ini lebih pada lawan jenis (pacar atau
suami), sementara sayang itu berlaku secara umum (orang tua, saudara)
Pengertian Perkawinan
Perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar
pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan
yang merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi - yang
biasanya intim dan seksual.Perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan dengan
upacara pernikahan.
Umumnya perkawinan dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga.
Tergantung budaya setempat bentuk perkawinan bisa berbeda-beda dan tujuannya
bisa berbeda-beda juga. Tapi umumnya perkawinan itu ekslusif dan mengenal
konsep perselingkuhan sebagai
pelanggaran terhadap perkawinan. Perkawinan umumnya dijalani dengan maksud
untuk membentuk keluarga.
Umumnya perkawinan harus diresmikan dengan pernikahan.
Memilih Pasangan
1.
Seiman
Keyakinan agama sy kira kembali kepada diri masing-masing. Apabila memang menjadikannya sesuatu hal mendasar and tanpa tawar-menawar lg, silahkan jadikanlah poin/pertimbangan utama.
Keyakinan agama sy kira kembali kepada diri masing-masing. Apabila memang menjadikannya sesuatu hal mendasar and tanpa tawar-menawar lg, silahkan jadikanlah poin/pertimbangan utama.
2.
Tempat dan
Waktu Tepat
In the right place at the right time! Urusan mencari calon pasangan hidup bukanlah hal serampangan, "no care" ketemu dimana, nyari dimana, dsb. Sebagai contoh, umumnya anak muda jaman sekarang suka cara instan menggunakan media sosial, patokan simplenya: asal cantik/ganteng, kaya, hobi sama langsung oke.
Begitupun "wherever" mau di pub, diskotik, hotel/motel "ehe-ehe" peduli amat! Parahnya lg, "Ah, tenang aja sob gue kagak pake perasaan ama die, happy fun doang sumpeh!" Hati-hati, "Witing tresno jalaran soko kulino atawa cai karacak ninggang batu laun-laun legok." Artinya, batu tiap hari ditimpa air setitik lambat laun hancur. Hati dari ora suka jadi... Endingnya, klu serampangan begini mudah ditebak angka perceraian pasangan muda semakin tinggi.
In the right place at the right time! Urusan mencari calon pasangan hidup bukanlah hal serampangan, "no care" ketemu dimana, nyari dimana, dsb. Sebagai contoh, umumnya anak muda jaman sekarang suka cara instan menggunakan media sosial, patokan simplenya: asal cantik/ganteng, kaya, hobi sama langsung oke.
Begitupun "wherever" mau di pub, diskotik, hotel/motel "ehe-ehe" peduli amat! Parahnya lg, "Ah, tenang aja sob gue kagak pake perasaan ama die, happy fun doang sumpeh!" Hati-hati, "Witing tresno jalaran soko kulino atawa cai karacak ninggang batu laun-laun legok." Artinya, batu tiap hari ditimpa air setitik lambat laun hancur. Hati dari ora suka jadi... Endingnya, klu serampangan begini mudah ditebak angka perceraian pasangan muda semakin tinggi.
3.
Apakah Calon Pasangan Hidupnya Sudah Teratur
(Disiplin)?
Carilah calon istri didik dr keluarga hidup teratur "disiplin." Alasannya, sebagian besar peranan didikan orang tua sangat berpengaruh, benar-benar menentukan: semakin keras "tegas" mendidik anak semakin baik. Contoh sederhana, aturan orang tuanya mengarahkan anaknya untuk selalu padat menjalani aktifitas positip.
Seperti, sehabis pulang sekolah anak diharuskan tidur siang sebentar, lalu belajar mengulangi kembali apa-apa yg diajarkan disekolah (les maupun belajar sendiri dirumah atau mengaji), minimal 7 jam setiap hari. Artinya, bila ditambahkan jadwal belajar disekolah berarti anak tersebut setiap hari dituntut belajar 10 - 13 jam sehari.
Kapan waktu bermainnya? Waktu bermain hanya disisakan lewat jam istirahat sekolah or waktu istirahat mengaji di madrasah. Klu dihitung jumlah keseluruhan aktifitas positip sehari-hari maka selesai aktifitas antara jam 9 - 10 malam, yaitu pas waktunya jam tidur. Bisa jadi karakter seperti ini di cap sebagai anak kurang gaul.
Carilah calon istri didik dr keluarga hidup teratur "disiplin." Alasannya, sebagian besar peranan didikan orang tua sangat berpengaruh, benar-benar menentukan: semakin keras "tegas" mendidik anak semakin baik. Contoh sederhana, aturan orang tuanya mengarahkan anaknya untuk selalu padat menjalani aktifitas positip.
Seperti, sehabis pulang sekolah anak diharuskan tidur siang sebentar, lalu belajar mengulangi kembali apa-apa yg diajarkan disekolah (les maupun belajar sendiri dirumah atau mengaji), minimal 7 jam setiap hari. Artinya, bila ditambahkan jadwal belajar disekolah berarti anak tersebut setiap hari dituntut belajar 10 - 13 jam sehari.
Kapan waktu bermainnya? Waktu bermain hanya disisakan lewat jam istirahat sekolah or waktu istirahat mengaji di madrasah. Klu dihitung jumlah keseluruhan aktifitas positip sehari-hari maka selesai aktifitas antara jam 9 - 10 malam, yaitu pas waktunya jam tidur. Bisa jadi karakter seperti ini di cap sebagai anak kurang gaul.
4.
Perhatikan
Lingkungan Pergaulan Sekitar
Lingkungan pergaulan dimana ia tinggal/dibesarkan. Maksudnya? Bukan berarti jika ia dibesarkan di lingkungan pergaulan kumuh gak baik akhlaknya, tapi yg jelas kesehatannya memang kurang kondusif. Lingkungan kumuh kota hampir mirip lingkungan kampung desa, cuma bedanya lingkungan perdesaan jauh lebih kondusif pergaulannya dibandingkan lingkungan kumuh kota.
So, carilah informasi sebanyak mungkin siapa temannya, sahabatnya, maupun sanak saudaranya and dekati mrk. Patokannya sederhana, apabila sahabat mrk kelakuannya agak "nyeleneh" alias tidak baik akhlaknya, artinya karakter pasangan memang seperti itu
Lingkungan pergaulan dimana ia tinggal/dibesarkan. Maksudnya? Bukan berarti jika ia dibesarkan di lingkungan pergaulan kumuh gak baik akhlaknya, tapi yg jelas kesehatannya memang kurang kondusif. Lingkungan kumuh kota hampir mirip lingkungan kampung desa, cuma bedanya lingkungan perdesaan jauh lebih kondusif pergaulannya dibandingkan lingkungan kumuh kota.
So, carilah informasi sebanyak mungkin siapa temannya, sahabatnya, maupun sanak saudaranya and dekati mrk. Patokannya sederhana, apabila sahabat mrk kelakuannya agak "nyeleneh" alias tidak baik akhlaknya, artinya karakter pasangan memang seperti itu
5.
Cara Ia
Bersikap, Berbicara, Berdandan
Cara ia berbicara, berdandan (berhias), maupun sikap merupakan salah satu unsur penting penilaian karakter dasar pasangan. Untuk membuktikannya hadapkan situasi dimana ia harus berbicara langsung dengan orang tua, sahabat, teman + saudaranya.
Dengan begitu biasanya pembicaraan diluar kontrol "ceplas-ceplos" seringkali terjadi: suka membentak, bicara kasar, bahasa-bahasa "nyeleneh" kurang sopan layaknya wanita murahan, dsb. Begitupun cara berdandan, semakin seronok semakin tipis kemungkinan baik atau gadisnya. Gimana dgn sikap? Gak hanya agamis. Secara penentuan karakter wanita sikap pemalu cenderung berkarakter baik.
Cara ia berbicara, berdandan (berhias), maupun sikap merupakan salah satu unsur penting penilaian karakter dasar pasangan. Untuk membuktikannya hadapkan situasi dimana ia harus berbicara langsung dengan orang tua, sahabat, teman + saudaranya.
Dengan begitu biasanya pembicaraan diluar kontrol "ceplas-ceplos" seringkali terjadi: suka membentak, bicara kasar, bahasa-bahasa "nyeleneh" kurang sopan layaknya wanita murahan, dsb. Begitupun cara berdandan, semakin seronok semakin tipis kemungkinan baik atau gadisnya. Gimana dgn sikap? Gak hanya agamis. Secara penentuan karakter wanita sikap pemalu cenderung berkarakter baik.
6.
Belum
Pernah Pacaran
Lebih aman lagi carilah calon pasangan belum pernah pacaran sama sekali. Loh,emang ada gitu jaman serba canggih begini? Eh, jangan salah, gaul dong ke kampung-kampung noh!...hhe. Ada kok perempuan yang ndak pacaran, serius, coba baca poin ketiga: dididik dr keluarga penuh kedisiplinan pertanda anak perempuannya ndak mempunyai waktu untuk berbuat "aneh-aneh" pacaran.
Lebih aman lagi carilah calon pasangan belum pernah pacaran sama sekali. Loh,emang ada gitu jaman serba canggih begini? Eh, jangan salah, gaul dong ke kampung-kampung noh!...hhe. Ada kok perempuan yang ndak pacaran, serius, coba baca poin ketiga: dididik dr keluarga penuh kedisiplinan pertanda anak perempuannya ndak mempunyai waktu untuk berbuat "aneh-aneh" pacaran.
7.
Minta
Masukkan Orang Tua
Secara psikologis, wanita mintalah saran melalui Ibu: terasa lebih nyaman, bebas mengutarakan isi hati. Sebaliknya, lelaki mintalah saran lewat Bapak. Ingat, saran mereka terbukti sangat ampuh, tok-cer bin jitu loh! Pasalnya, orang tua memiliki jam terbang tinggi/pengalaman, pemahaman hidup, dsb. patut dipertimbangkan! So, turutilah anjurannya. Jangan lupa minta doanya juga.
Secara psikologis, wanita mintalah saran melalui Ibu: terasa lebih nyaman, bebas mengutarakan isi hati. Sebaliknya, lelaki mintalah saran lewat Bapak. Ingat, saran mereka terbukti sangat ampuh, tok-cer bin jitu loh! Pasalnya, orang tua memiliki jam terbang tinggi/pengalaman, pemahaman hidup, dsb. patut dipertimbangkan! So, turutilah anjurannya. Jangan lupa minta doanya juga.
8.
Perbaiki
Diri dan Berdoalah
Perbaiki diri plus berdoa adalah langkah paling aman, proses menenangkan hati selanjutnya. Pertama, jika merasa mau mendapatkan pasangan sesuai, cocok di hati maka berkacalah pada diri sendiri, "Apakah diri sy sudah sesuai dgn kriteria idaman pasangan nanti?" Ingat bahwa pasangan kalian merupakan cermin diri. Kedua, percayalah jika kualitas diri baik maka jodoh kalian pun mempunyai kualitas imbangan sama.
Perbaiki diri plus berdoa adalah langkah paling aman, proses menenangkan hati selanjutnya. Pertama, jika merasa mau mendapatkan pasangan sesuai, cocok di hati maka berkacalah pada diri sendiri, "Apakah diri sy sudah sesuai dgn kriteria idaman pasangan nanti?" Ingat bahwa pasangan kalian merupakan cermin diri. Kedua, percayalah jika kualitas diri baik maka jodoh kalian pun mempunyai kualitas imbangan sama.
Hubungan Dalam Perkawinan
Simak dulu pendapat Dawn J. Lipthrott, LCSW, seorang psikoterapis
dan juga marriage and relationship educator and coach, dia
mengatakan bahwa ada lima tahap perkembangan dalam kehidupan perkawinan.
Hubungan dalam pernikahan bisa berkembang dalam tahapan yang bisa diduga
sebelumnya. Namun perubahan dari satu tahap ke tahap berikut memang tidak
terjadi secara mencolok dan tak memiliki patokan batas waktu yang pasti.
Bisa jadi antara pasangan suami-istri, yang satu dengan yang lain, memiliki
waktu berbeda saat menghadapi dan melalui tahapannya. Namun anda dan pasangan
dapat saling merasakannya.
Tahap pertama : Romantic Love. Saat ini adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan madu pernikahan. Anda dan pasangan pada tahap ini selalu melakukan kegiatan bersama-sama dalam situasi romantis dan penuh cinta.
Tahap kedua : Dissapointment or Distress. Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya. Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami hal ini berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing. Menurut Dawn tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahankan lagi terhadap hubungan dengan pasangannya. Banyak pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya
Tahap ketiga : Knowledge and Awareness. Dawn mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya. Pasangan ini juga sibuk menggali informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Menurut Dawn juga, pasangan yang sampai di tahap ini biasanya senang untuk meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti seminar-seminar dan konsultasi perkawinan.
Tahap keempat: Transformation. Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan dalam mensikapi perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan perkawinan yang nyaman dan tentram.
Tahap kelima: Real Love. “Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,” ujar Dawn. Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang menetap. “Real love sangatlah mungkin untuk Anda dan pasangan jika Anda berdua memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa adanya usaha Anda berdua,” ingat Dawn.
Lebih lanjut Dawn menyarankan pula, “Jangan hancurkan hubungan pernikahan Anda dan pasangan hanya karena merasa tak sesuai atau sulit memahami pasangan. Anda hanya perlu sabar menjalani dan mengulang tahap perkembangan dalam pernikahan ini. Jadikanlah kelanggengan pernikahan Anda berdua sebagai suatu hadiah berharga bagi diri sendiri, pasangan, dan juga anak.
Tahap pertama : Romantic Love. Saat ini adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan madu pernikahan. Anda dan pasangan pada tahap ini selalu melakukan kegiatan bersama-sama dalam situasi romantis dan penuh cinta.
Tahap kedua : Dissapointment or Distress. Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya. Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami hal ini berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing. Menurut Dawn tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahankan lagi terhadap hubungan dengan pasangannya. Banyak pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya
Tahap ketiga : Knowledge and Awareness. Dawn mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya. Pasangan ini juga sibuk menggali informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Menurut Dawn juga, pasangan yang sampai di tahap ini biasanya senang untuk meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti seminar-seminar dan konsultasi perkawinan.
Tahap keempat: Transformation. Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan dalam mensikapi perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan perkawinan yang nyaman dan tentram.
Tahap kelima: Real Love. “Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,” ujar Dawn. Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang menetap. “Real love sangatlah mungkin untuk Anda dan pasangan jika Anda berdua memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa adanya usaha Anda berdua,” ingat Dawn.
Lebih lanjut Dawn menyarankan pula, “Jangan hancurkan hubungan pernikahan Anda dan pasangan hanya karena merasa tak sesuai atau sulit memahami pasangan. Anda hanya perlu sabar menjalani dan mengulang tahap perkembangan dalam pernikahan ini. Jadikanlah kelanggengan pernikahan Anda berdua sebagai suatu hadiah berharga bagi diri sendiri, pasangan, dan juga anak.
Penyesuaian dan pertumbuhan dalam perkawinan
Perkawinan tidak berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua
individu ini harus dapat mengembangkan diri untuk kemajuan bersama.
Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari ketergantungan pasangan.
Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup yang pasti diwarnai oleh
perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam sebuah perkawinan, sering tak
sederhana. Perubahan yang terjadi dalam perkawinan banyak terkait dengan
terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta terbentuknya hubungan
antarkeluarga kedua pihak.
Relasi
yang diharapkan dalam sebuah perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat.
Tapi karena adanya perbedaan kebiasaan atau persepsi antara suami-istri, selalu
ada hal-hal yang dapat menimbulkan konflik. Dalam kondisi perkawinan seperti
ini, tentu sulit mendapatkan sebuah keluarga yang harmonis.
Pada
dasarnya, diperlukan penyesuaian diri dalam sebuah perkawinan, yang mencakup
perubahan diri sendiri dan perubahan lingkungan. Bila hanya mengharap pihak
pasangan yang berubah, berarti kita belum melakukan penyesuaian.
Banyak
yang bilang pertengkaran adalah bumbu dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa
menguatkan ikatan cinta. Hanya, tak semua pasangan mampu mengelola dengan baik
sehingga kemarahan akan terakumulasi dan berpotensi merusak hubungan
Perceraian dan Pernikahan kembali
Jika
seorang suami menceraikan istrinya dengan cerai satu atau dua maka sang suami
berhak untuk melakukan rujuk dengan istri, selama masih masa iddah,
baik istri ridha maupun tidak ridha. Namun, jika talak tiga sudah jatuh maka
suami tidak memiliki hak untuk rujuk kepada istrinya, sampai sang istri dinikahi
oleh lelaki lain. Allah berfirman,
فَإِنْ
طَلَّقَهَا فَلَا تَحِلُّ لَهُ مِنْ بَعْدُ حَتَّى تَنْكِحَ زَوْجًا غَيْرَهُ
“Jika
dia mentalak istrinya (talak tiga) maka tidak halal baginya setelah itu, sampai
dia menikah dengan lelaki yang lain ….” (Q.S. Al-Baqarah:230)
Pernikahan
wanita ini dengan lelaki kedua bisa menjadi syarat agar bisa rujuk kepada suami
pertama, dengan syarat:
Pertama:
Dalam pernikahan yang dilakukan harus terjadi hubungan badan, antara
sang wanita dengan suami kedua. Berdasarkan hadis dari Aisyah, bahwa ada
seorang sahabat yang bernama Rifa’ah, yang menikah dengan seorang wanita.
Kemudian, dia menceraikan istrinya sampai ketiga kalinya. Wanita ini, kemudian
menikah dengan lelaki lain, namun lelaki itu impoten dan kurang semangat dalam melakukan
hubungan badan.
Dia pun
melaporkan hal ini kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
dengan harapan bisa bercerai dan bisa kembali dengan Rifa’ah. Namun, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Kamu ingin agar bisa kembali kepada
Rifa’ah? Tidak boleh! Sampai kamu merasakan madunya dan dia (suami kedua)
merasakan madumu.” (H.R. Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, dan At-Turmudzi)
Yang
dimaksud “kamu merasakan madunya dan dia merasakan madumu” adalah
melakukan hubungan badan.
Kedua:
Pernikahan ini dilakukan secara alami, tanpa ada rekayasa dari mantan
suami maupun suami kedua. Jika ada rekayasa maka pernikahan semacam ini
disebut sebagai “nikah tahlil“; lelaki kedua yang menikahi sang wanita,
karena rekayasa, disebut “muhallil“; suami pertama disebut “muhallal
lahu“. Hukum nikah tahlil adalah haram, dan pernikahannya dianggap batal.
Ibnu
Qudamah mengatakan, “Nikah muhallil adalah haram, batal,
menurut pendapat umumnya ulama. Di antaranya: Hasan Al-Bashri, Ibrahim
An-Nakha’i, Qatadah, Imam Malik, Sufyan Ats-Tsauri, Ibnu Mubarak, dan Imam
Asy-Syafi’i.” (Al-Mughni, 7:574)
Bahkan,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengancam orang yang
menjadi muhallil dan muhallal lahu. Dari Ali bin
Abi Thalib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah
melaknat muhallil dan muhallal lahu.” (H.R. Abu Daud; dinilai sahih oleh
Al-Albani)
Bahkan, telah termasuk tindakan “merekayasa” ketika ada
seorang lelaki yang menikahi wanita yang dicerai dengan talak tiga, dengan niat
untuk dicerai agar bisa kembali kepada suami pertama, meskipun suami pertama
tidak mengetahui.Ini berdasarkan riwayat dari Ibnu Umar, bahwa ada seseorang
datang kepada beliau dan bertanya tentang seseorang yang menikahi seorang
wanita. Kemudian, lelaki tersebut menceraikan istrinya sebanyak tiga kali.
Lalu, saudara lelaki tersebut menikahi sang wanita, tanpa diketahui suami
pertama, agar sang wanita bisa kembali kepada saudaranya yang menjadi suami
pertama. Apakah setelah dicerai maka wanita ini halal bagi suami pertama? Ibnu
Umar memberi jawaban, “Tidak halal. Kecuali nikah karena cinta (bukan karena
niat tahlil). Dahulu, kami menganggap perbuatan semacam ini sebagai
perbuatan zina di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (H.R.
Hakim dan Al-Baihaqi; dinilai sahih oleh Al-Albani)
Allahu
a’lam.
Aternatif selain Pernikahan
Nikah. Untuk satu kata
ini, banyak pandangan sekaligus komentar yang berkaitan dengannya. Bahkan
sehari-hari pun, sedikit atau banyak, tentu pembicaraan kita akan bersinggungan
dengan hal yang satu ini. Tak terlalu banyak beda, apakah di majelisnya para
lelaki, pun di majelisnya wanita. Sedikit diantara komentar yang bisa kita
dengar dari suara-suara di sekitar, diantaranya ada yang agak sinis, yang lain
merasa keberatan, menyepelekan, atau cuek-cuek saja.
Mereka yang menyepelekan nikah, bilang "Apa tidak ada alternatif yang lain selain nikah ?", atau "Apa untungnya nikah?".
Bagi yang merasa berat pun berkomentar "Kalau sudah nikah, kita akan terikat alias tidak bebas", semakna dengan itu "Nikah ! Jelasnya bikin repot, apalagi kalau sudah punya anak".
Yang lumayan banyak 'penggemarnya' adalah yang mengatakan "Saya pingin meniti karier terlebih dahulu, nikah bagi saya itu gampang kok".
Terakhir, para orang tua pun turut memberi nasihat untuk anak-anaknya "Kamu nggak usah buru-buru menikah, cari duit dulu yang banyak".
Ironisnya bersamaan dengan banyak orang yang 'enggan' nikah, ternyata angka perzinaan atau 'kecelakaan" semakin meninggi ! Itu beberapa pandangan orang tentang pernikahan. Tentu saja tidak semua orang berpandangan seperti itu. Sebagai seorang muslim tentu kita akan berupaya menimbang segalanya sesuai dengan kaca mata islam. Apa yang dikatakan baik oleh syariat kita, pastinya baik bagi kita. Sebaliknya, bila islam bilang sesuatu itu jelek pasti jelek bagi kita. Karena pembuat syariat, yaitu Allah adalah yang menciptakan kita, yang tentu saja lebih tahu mana yang baik dan mana yang buruk bagi kita.
Persoalan yang mungkin muncul di tengah masyarakat kita sehingga timbul berbagai komentar seperti di atas, tak lepas dari kesalahpahaman atau ketidaktahuan seseorang tentang tujuan nikah itu sendiri.
Nikah di dalam pandangan islam, memiliki kedudukan yang begitu agung. Ia bahkan merupakan sunnah (ajaran) para nabi dan rasul, seperti firman Allah :
"dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan" (QS Ar-ra'd : 38)
Sedikit memberikan gambaran kepada kita, nikah di dalam ajaran islam memiliki beberapa tujuan yang mulia, diantaranya :
- Nikah dimaksudkan untuk menjaga keturunan, mempertahankan kelangsungan generasi manusia. Tak hanya untuk memperbanyak generasi saja, namun tujuan dari adanya kelangsungan generasi tersebut adalah tetap tegaknya generasi yang akan membela syariat Allah, meninggikan dienul islam , memakmurkan alam dan memperbaiki bumi. Memelihara kehormatan diri, menghindarkan diri dari hal-hal yang diharamkan, sekaligus menjaga kesucian diri.
- Mewujudkan maksud pernikahan yang lain, seperti menciptakann ketenangan, ketenteraman. Kita bisa menyaksikan begitu harmoninya perpaduan antara kekuatan laki-laki dan kelembutan seorang wanita yang diikat dengan tali pernikahan, sungguh merupakan perpaduan yang begitu sempurna.
Pernikahan pun menjadi sebab kayanya seseorang, dan terangkatnya kemiskinannya. Nikah juga mengangkat wanita dan pria dari cengkeraman fitnah kepada kehidupan yang hakiki dan suci (terjaga). Diperoleh pula kesempurnaan pemenuhan kebutuhan biologis dengan jalan yang disyariatkan oleh Allah. Sebuah pernikahan, mewujudkan kesempurnaan kedua belah pihak dengan kekhususannya. Tumbuh dari sebuah pernikahan adanya sebuah ikatan yang dibangun di atas perasaan cinta dan kasih sayang.
"Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir" (QS Ar Ruum : 21)
Itulah beberapa tujuan mulia yang dikehendaki oleh Islam. Tentu saja tak keluar dari tujuan utama kehidupan yaitu beribadah kepada Allah.
Mereka yang menyepelekan nikah, bilang "Apa tidak ada alternatif yang lain selain nikah ?", atau "Apa untungnya nikah?".
Bagi yang merasa berat pun berkomentar "Kalau sudah nikah, kita akan terikat alias tidak bebas", semakna dengan itu "Nikah ! Jelasnya bikin repot, apalagi kalau sudah punya anak".
Yang lumayan banyak 'penggemarnya' adalah yang mengatakan "Saya pingin meniti karier terlebih dahulu, nikah bagi saya itu gampang kok".
Terakhir, para orang tua pun turut memberi nasihat untuk anak-anaknya "Kamu nggak usah buru-buru menikah, cari duit dulu yang banyak".
Ironisnya bersamaan dengan banyak orang yang 'enggan' nikah, ternyata angka perzinaan atau 'kecelakaan" semakin meninggi ! Itu beberapa pandangan orang tentang pernikahan. Tentu saja tidak semua orang berpandangan seperti itu. Sebagai seorang muslim tentu kita akan berupaya menimbang segalanya sesuai dengan kaca mata islam. Apa yang dikatakan baik oleh syariat kita, pastinya baik bagi kita. Sebaliknya, bila islam bilang sesuatu itu jelek pasti jelek bagi kita. Karena pembuat syariat, yaitu Allah adalah yang menciptakan kita, yang tentu saja lebih tahu mana yang baik dan mana yang buruk bagi kita.
Persoalan yang mungkin muncul di tengah masyarakat kita sehingga timbul berbagai komentar seperti di atas, tak lepas dari kesalahpahaman atau ketidaktahuan seseorang tentang tujuan nikah itu sendiri.
Nikah di dalam pandangan islam, memiliki kedudukan yang begitu agung. Ia bahkan merupakan sunnah (ajaran) para nabi dan rasul, seperti firman Allah :
"dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan" (QS Ar-ra'd : 38)
Sedikit memberikan gambaran kepada kita, nikah di dalam ajaran islam memiliki beberapa tujuan yang mulia, diantaranya :
- Nikah dimaksudkan untuk menjaga keturunan, mempertahankan kelangsungan generasi manusia. Tak hanya untuk memperbanyak generasi saja, namun tujuan dari adanya kelangsungan generasi tersebut adalah tetap tegaknya generasi yang akan membela syariat Allah, meninggikan dienul islam , memakmurkan alam dan memperbaiki bumi. Memelihara kehormatan diri, menghindarkan diri dari hal-hal yang diharamkan, sekaligus menjaga kesucian diri.
- Mewujudkan maksud pernikahan yang lain, seperti menciptakann ketenangan, ketenteraman. Kita bisa menyaksikan begitu harmoninya perpaduan antara kekuatan laki-laki dan kelembutan seorang wanita yang diikat dengan tali pernikahan, sungguh merupakan perpaduan yang begitu sempurna.
Pernikahan pun menjadi sebab kayanya seseorang, dan terangkatnya kemiskinannya. Nikah juga mengangkat wanita dan pria dari cengkeraman fitnah kepada kehidupan yang hakiki dan suci (terjaga). Diperoleh pula kesempurnaan pemenuhan kebutuhan biologis dengan jalan yang disyariatkan oleh Allah. Sebuah pernikahan, mewujudkan kesempurnaan kedua belah pihak dengan kekhususannya. Tumbuh dari sebuah pernikahan adanya sebuah ikatan yang dibangun di atas perasaan cinta dan kasih sayang.
"Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir" (QS Ar Ruum : 21)
Itulah beberapa tujuan mulia yang dikehendaki oleh Islam. Tentu saja tak keluar dari tujuan utama kehidupan yaitu beribadah kepada Allah.
Referensi :