Judul : Penyesuain Diri dan Pertumbuhan
dan Stress
Tugas ke :
2
Nama :
Anne Ramadhanty
Kelas : 2PA13
NPM :
11513113
Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan
A A. Pengertian
& Konsep Penyesuain Diri
Pengertian penyesuaian diri adalah
proses yang diharapi oleh individu dalam mengenal lingkungan yang baru. Menurut
Schneider (dalam Partosuwido, 1993) penyesuaian diri merupakan kemampuan untuk
mengatasi tekanan kebutuhan, pandangan Schneiders bahwa
penyesuaian diri dapat ditinjau dari empat sudut pandang yaitu:
1.
Penyesuaian
diri sebagai adaptasi (adaptation),
2.
Penyesuaian
diri sebagai bentuk konformitas (conformity),
3.
Penyesuaian
diri sebagai usaha penguasaan (mastery) dan,
4.
Perbedaan
individual pada perilaku dan respon yang muncul daro masing-masing individu dalam
menanggapi masalah (individual variation).
Dalam
kehidupan sehari-hari, Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan
penting bagi terciptanya kesehatan jiwa/mental individu. Banyak individu
yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena
ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga,
sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemui
bahwa orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka
untuk melakukan penyesaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan. Penyesuaian diri
merupakan suatu proses dinamika yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku agar
terjadi hubungan yang selaras antara dirinya dan lingkungannya. Penyesuaian
diri mempunyai dua aspek yaitu penyesuaian diri pribadi dan penyesuaian diri
sosial.Penyesuaian diri pribadi adalah penyesuaian individu terhadap dirinya
sendiri dan percaya pada diri sendiri.
Sedangkan
penyesuaian individu sosial merupakan suatu proses yang terjadi dalam
lingkungan social tempat individu hidup dan berinteraksi dengannya.
Ø Faktor-faktor
yang mempengaruhi Penyesuaian Diri Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian
diri antara lain (Enung dalam Nofiana, 2010:17):
1)
Faktor
Fisiologis. Struktur jasmani merupakan kondisi yang primer dari tingkah laku
yang penting bagi proses penyesuaian diri
2)
Faktor
Psikologis. Banyak faktor psikologis yang mempengaruhi penyesuaian diri antara
lain pengalaman, aktualisasi diri, frustasi, depresi, dsb.
Apakah perbedaan antara adaptasi dan penyesuaian diri?
Adaptasi itu artinya adalah individu melakukan
penyesuaian diri dengan lingkungan, contohnya adalah apabila seorang individu
merasa udara disekitar nya dingin maka individu itu segera memakai pakaian yang
tebal dan meminum atau memakan makanan yang hangat-hangat.
Lalu apabila Penyesuaian itu sebagai mengubah
lingkungan agar lebih sesuai dengan diri individu., contohnya apabila individu merasa kedinginan secara otomatis
individu itu menyalakan api atau penghangat ruangan untuk mengahngatkan
badannya.
Namun Penyesuaian diri disini adalah meliputi penyesuaian diri
baik dalam adaptation dan adjusment. artinya individu mampu menyesuaikan diri
dengan baik, secara normal dan ideal nya mampu menggunakan kedua mekanisme
penyesuaian diri tersebut secara fleksibel tergantung pada suasana dan
situasinya. Apabila individu itu hanya dapat menggunakan salah satu dari kedua
mekanisme tersebut berarti individu itu di anggap kaku dan dominan.
v Ada beberapa ciri penyesuaian diri yang
efektif, seperti :
1. Memiliki
Persepsi yang Akurat terhadap Realita
2. Memiliki Kemampuan untuk
Beradaptasi dengan Tekanan atau Stres dan juga Kecemasan
3. Mempunyai
Gambaran Diri yang Positif tentang dirinya
4. Memiliki
Kemampuan untuk Mengekspresikan Perasaannya
5. Mempunyai
kemapuan Relasi Interpersonal yang baik
Individu yang memiliki
serta memenuhi ciri-ciri tersebut dapat digolongkan sebagai Individu yang
memiliki kesehatan mental yang positif.
B B. Pertumbuhan Personal
Manusia merupakan
makhluk individu. Manusia disebut sebagai individu apabila tingkah lakunya
spesifik atau menggambarkan dirinya sendiri dan bukan bertingkah laku secara
umum atau seperti orang lain. Jadi individu adalah seorang manusia yang tidak
hanya memiliki peranan-peranan yang khas dalam lingkup sosial tetapi mempunyai
kekhasan tersendiri yang spesifik terhadap dirinya didalam lingkup sosial
tersebut. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan
tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang
panjang.
Setiap individu pasti
akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal tersebut
membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan kepribadiannya tersebut dan keluarga adalah faktor
utama yang akan sangat mempengaruhi pembentukan kepribadian. Hal ini disebabkan
karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih sering bersama
dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang
mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan personal
individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat
atau sosialpun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga
mempengaruhi pertumbuhan individu.
Setiap individu
memiliki naluri yang secara tidak langsung individu dapat memperhatikan hal-hal
yang berada disekitarnya apakah hal itu benar atau tidak, dan ketika
suatu individu berada di dalam masyarakat yang memiliki suatu
norma-norma yang berlaku maka ketika norma tersebut di jalankan akan
memberikan suatu pengaruh dalam kepribadian, misalnya suatu individu ada di
lingkungan masyarakat yang tidak disiplin yang dalam menerapkan
aturan-aturannya maka lama-kelamaan pasti akan mempengaruhi dalam kepribadian
sehingga menjadi kepribadian yang tidak disiplin, begitupun dalam lingkungan
keluarga, semisal suatu individu berada di lingkup keluarga yang cuek maka
individu tersebut akan terbawa menjadi pribadi yang cuek.
Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan dan
pertumbuhan individu:
v Faktor
genetik
Ø Faktor
keturunan — masa konsepsi
Ø Bersifat
tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan
Ø Menentukan
beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata,
pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti
temperamen.
Ø Potensi
genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara
positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
v Faktor
eksternal / lingkungan
Ø Mempengaruhi
individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat
menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan
Ø Faktor
eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan,
sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.
Dari semua faktor-faktor
di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat
maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya
waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan
lingkungan sekitar.
a. Aliran asosiasi
perubahan terhadap seseorang
secara bertahap karena pengaruh dan pengalaman atau empiri (kenyataan) luar,
melalui panca indera yang menimbulkan sensasiton (perasaan) maupun pengalaman
mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflektion.
b. Psikologi gestalt
pertumbuhan adalah proses
perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu secara
keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
c. Aliran sosiologi
Pertumbuhan adalah proses
sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat yang semula asosial maupun sosial
kemudian tahap demi tahap disosialisasikan. Pertumbuhan individu sangat penting
untuk dijaga dari sejak lahir agar bisa tumbuh menjadi individu yang baik dan
berguna untuk sesamanya.
Penekanan
pertumbuhan, penyesuain diri dan pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dariproses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal padaanak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikansebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaanjasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secaraberkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatifyang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957)bahwa perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap.
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dariproses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal padaanak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikansebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaanjasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secaraberkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatifyang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957)bahwa perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap.
Proses diferensiasi
diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas
itu lambat laun bagian-bagiannya akan menjadi semakin nyata dan bertambah jelas
dalam kerangka keseluruhan.
- Variasi dalam pertumbuhan
Tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau mungkin diluar dirinya.
- Kondisi-kondisi untuk bertumbuh
Kondisi jasmaniah seperti pembawa dan strukrur atau konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen (Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong ekstomorf yaitu yang ototnya lemah, tubuhnya rapuh, ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan dalam aktivitas sosial, dan pemilu. Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku maka dapat diperkirakan bahwa sistem saraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri.
- Variasi dalam pertumbuhan
Tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau mungkin diluar dirinya.
- Kondisi-kondisi untuk bertumbuh
Kondisi jasmaniah seperti pembawa dan strukrur atau konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen (Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong ekstomorf yaitu yang ototnya lemah, tubuhnya rapuh, ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan dalam aktivitas sosial, dan pemilu. Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku maka dapat diperkirakan bahwa sistem saraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri.
Beberapa penelitian
menunjukan bahwa gangguan dalam sisitem saraf, kelenjar, dan otot dapat
menimbulkan gejala-gejala gangguan mental, tingkah laku, dan kepribadian.
Dengan demikian, kondisi sistem tubuh yang baik merupakan syaraf bagi
tercapainya proses penyesuaian diri yang baik. Disamping itu, kesehatan dan
penyakit jasmaniah juga berhubungan dengan penyesuaian diri, kualitas
penyesuaian diri yang baik hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi
kesehatan jasmaniah yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan penyakit
jasmaniah yang diderita oleh seseorang akan mengganggu proses penyesuaian
dirinya.
STRESS
A.
Arti
Penting Stress
Stress adalah suatu kondisi anda yang
dinamis saat seorang individu dihadapkan
pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang
dihasratkan olehindividu itu
dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting.
Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri,
sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat. Akibat stress dapat
menimbulkan efek yang berbeda pada setiap orang yang mengalaminya. Cox mengkatagorikan
lima kategori akibat stres :
Ø Akibat
subjektif : akibat yang dirasakan secara pribadi oleh penderita
stres. Meliputi kegelisahan, agresi, depresi, dll.
Ø Akibat
perilaku : akibat yang mudah dilihat karna berbentuk perilaku
tertentu. Misalnya peledakan emosi, berperilaku impulsif, penyalahgunaan obat
berbahaya, dll.
Ø Akibat
kognitif : akibat yang mempengaruhi proses berfikir. Meliputi tidak
bisa mengambil keputusan, tidak bisa konsentrasi, mengalami rintangan mental,
dll.
Ø Akibat
fisiologis : akibat yang berhubungan dengan fungsi alat tubuh.
Misalnya denyut nadi cepat, berkeringat, gula darah naik, dll.
Ø Akibat
keorganisasian : akibat yang tampak pada tempat kerja. Meliputi
absen, ketidakpuasan kerja, mengasingkan diri, dll.
Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam
konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang
saat menawarkan potensi hasil.
Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa
beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan
mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka.
Stres bisa positif dan bisa negatif Para peneliti berpendapat bahwa stress
tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungan kerja, beroperasi sangat berbeda dari stres hambatan,
atau stres yang menghalangi dalam mencapai tujuanMeskipun riset mengenai stres tantangan dan stres hambatan baru tahap
permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres tantangan memiliki banyak
implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding stres hambatan
B. Tipe-tipe
stress Psikologi
Menurut
Maramis (1990) ada empat tipe stress psikologis yaitu:
a) Frustasi
Muncul karena
adanya kegagalan saat ingin mencapai suatu tujuan.Frustasi adaa yang bersifat intrinsik
(cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan,bencana
alam,kematian,pengangguran,perselingkuhan,dll)
b) Konflik
Ditimbulkan
karena ketidakmampuan memilih dua atau lebih macam keinginan,kebutuhan atau
tujuan.Bentuk konflik digolongkan menjadi tiga bagian yaitu approach-approach
conflict,approach-avoidant conflict,avoidant-avoidant conflict.
c) Tekanan
Tekanan timbul
dalam kehidupan sehari-hari dan dapat berasal dalam diri individu.Tekanan juga
dapat berasal dari luar diri individu/
d) Kecemasan
Kecemasan
merupakan suatu kondisi individu merasakan
kekhawatiran,kegelisahan,ketegangan,dan rasa tidak nyaman yang tidak terkendali
mengenai kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang buruk.
C.
Sympthom
reducing responses terhadap stress
Ø Mekanisme pertahanan diri :
Sigmund Freud memperkenalkan istilah
mekanisme pertahanan diri (defense mechanism). Mekanisme pertahanan disi adalah
strategi yang tidak disadari untuk mengatasi emosi negatif. Strategi ini tidak
mengurangi rasa stres melainkan memikirkan situasi yang sedang terjadi. Defense
mechanism dilakukan secara tidak sadar apabila dilakukan secara berlebihan akan
berubah menjadi perilaku yang disadari tetapi bersifat mal adaptif. Berikut ini
adalah jenis-jenis defense mechanism :
a) Represi
Dalam
represi, impuls yang menimbulkan
rasa malu, rasa bersalah, atau perasaan ingin mencela diri sendiri akan ditekan
masuk ke dalam pikiran bawah sadar.
b) Rasionalisasi
Rasionalisasi disini tidak
diartikan berfikir secara rasional melainkan menggunakan motif yang dapat diterima oleh logika yang dilakukan
sedemikian rupa sehingga terlihat seperti bertindak secara rasional. Tujuan
rasionalisasi dalam menghadapi stres adalah menghilangkan kekecewaan saat kita
gagal mencapai apa yang kita inginkan dan merasionalisasikan apa yang telah
kita lakukan untuk menempatkan perilaku kita dalam pandangan yang lebih
menguntungkan.
c) Pembentukkan reaksi
Pembentukkan reaksi adalah melakukan sesuatu
yang berlawanan dengan apa yang sebenarnya. Misalnya, seorang ibu
muda yang sebenarnya belum siap untuk memiliki anak menunjukkan perhatian dan
kasih sayangnya secara berlebihan untuk meyakinkan bahwa ia adalah ibu yang
baik.
d)
Proyeksi
Proyeksi adalah
menutupi kekurangan dalam diri dengan mencari "kambing hitam" untuk
kekurangan tersebut atau dengan kata lainmenempatkan kekurangan yang dimiliki dalam diri kepada orang lain.
e) Penyangkalan
Penyangkalan adalah upaya untuk menolak kenyataan negatif
pada diri. Misalnya penolakkan kenyataan bahwa pasangan berselingkuh.
Bentuk penyangkalan yang terlalu ekstrim/berlebihan akan membuat seseorang
menjadi "kebal" terhadap kritikan tentang dirinya
f)
Intelektualisasi
Intelektualisasi adalah upaya positif yang dilakukan dalam menghadapi stres. Intelektualisasi dilakukan dengan menggunakan istilah yang abstrak dan
intelektual. Cara ini sering dilakukan oleh orang yang harus
menghadapi kondisi mendesak dalam pekerjaannya. Contohnya adalah saat seorang
psikolog menggunakan istilah psikologi untuk menyembuhkan pasiennya padahal
tidak semua orang mengetahui istilah tersebut
g)
Pengalihan
Metode pertahanan diri ini dianggap dapat menurunkan tingkat
kecemasan dan dapat memuaskan motif yang tidak dapat diterima dengan cara
mengalihkannya ke tempat lain. Misalnya, dorongan seksual yang tidak
sesuai dengan situasinya akan dialihkan dengan berolahraga.
Ø Strategi coping
Selain cara-cara dalam
mekanisme pertahanan diri juga ada strategi coping dalam menghadapi stres. Coping adalah kemampuan mengatasi masalah. Ada
banyak jenis coping, bahkan para ahli pun memiliki pandangan yang berbeda mengenai
coping. Secara umum coping dibagi
menjadi dua bentuk yaitu Strategi terfokus masalah (Problem Focus Coping) dan
Strategi terfokus emosi (Emotional Focus Coping). Problem Focus Coping
adalah upaya yang terfokus secara spesifik pada masalah yang telah terjadi
sambil mencoba untuk mencari penyelesaiannya. Cara yang biasa
dilakukannya adalah menentukan masalah, mencari pemecahan alternatif, menimbang
pemecahan alternatif yang terbaik, memilih pemecahan terbaik dan
mengaplikasikannya pada masalah yang terjadi. Sementara Emotional Focus Coping adalah upaya untuk
mencegah emosi negatif menguasi diri. Terdapat perbedaan pandangan
dalam mengkatagorikan Emotional focus copingdibagi ke dalam dua kategori yaitu strategi perilaku (latihan fisik untuk
mengalihkan masalah) dan strategi kognitif (menyingkirkan pikiran tentang
masalah tersebut untuk sementara) (Moss, 1988 dalam Atkinson 1993 :
370) dan pandangan lain membagi emotional focus coping ke dalam strategi perenungan (mengisolasi diri untuk
merenungkan betapa buruknya emosi kita), strategi pengalihan (melibatkan diri
dalam aktivitas yang menyenangkan) dan strategi penghindaran negatif
(mengalihkan emosi kita pada aktivitas yang memberatkan mood atau menantang) (Nolen
- Hoeksema dalam Atkinson 1993 : 380
D.
Pendekatan
Problem Solving Terhadap Stress
Salah satu cara dalam
menangani stres yaitu menggunakan metode Biofeedback, tekhniknya adalah
mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stres kemudian belajar untuk
menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit sebagai
feedback. Melakukan sugesti untuk diri sendiri, juga dapat lebih efektif karena
kita tahu bagaimana keadaan diri kita sendiri. Berikan sugesti-sugesti yang
positif, semoga cara ini akan berhasil ditambah dengan pendekatan secara
spiritual (mengarah kepada Tuhan).
SUMBER :