Definisi Komunikasi
Disini saya akan membahas tentang pengertian komunikasi. Setiap saat semua orang selalu berkomunikasi satu sama lain, tapi tidak semua orang mengetahui definisi dari kata komunikasi itu sendiri. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin communis yang berarti “sama”,communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2005).
Secara paradigmatis, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tal langsung melalui media (Effendy, 2006).
Definisi komunikasi menurut para tokoh:
Berelson dan Starainer
Komunikasi adalah penyampaian berupa informasi, ide, emosi, keterampilan dan seterusnya melalui penggunaan simbol kata, angka, grafik, dan lain lain.
Oyong U. Effendy
Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain. Pikiran tersebut bisa merupakan informasi, gagasan, opini, dan lain-lain yang muncul dari pikirannya sendiri.
Carl I. Hovland
Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain
Rogers bersama D. Lawrence Kincaid
Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya yang pada akhirnya mereka saling memahami.
Dari pengertian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih berupa pesan informasi, ide, emosi, keterampilan dan sebagainya melalui simbol atau lambang yang dapat menimbulkan efek berupa tingkah laku yang dilakukan dengan media-media tertentu dengan maksud agar komunikator dan komunikan saling memahami maksud dan tujuan dari informasi yang diberikan.
Dimensi Komunikasi
Dimensi Isi
Dimensi isi disandi secara verbal dan menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan.
Dimensi Hubungan
Dimensi hubungan disandi secara nonverbal dan menunjukkan bagaimana cara menunjukkan dan mengisyarakatkan bagaimana proses komunikasi antara satu sama lain dan bagaimana seharusnya pesan tersebut disampaikan. Dalam komunikasi massa dimensi hubungan merujuk kepada unsur-unsur lain, termasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut. Contoh: pengaruh artikel dalam surat kabar bukan bergantung pada isinya, namun bergantung juga pada siapa penulisnya, jenis huruf yang digunakan, warna tulisan yang dipakai, dll.
Dimensi Arah
Komunikasi dalam konteks ini dibagi menjadi dua, yaitu komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah. Komunikasi satu arah merupakan satu orang memberikan informasi kepada orang lainnya tanpa ada timbal balik, sedangkan komunikasi dua arah merupakan komunikasi dimana satu orang memberikan informasi ke orang lain, dan orang lain juga memberikan informasi, sehingga terjadi pertukaran informasi diantara keduanya.
Dimensi Komunikasi Sistem Organisasi
Komunikasi Internal
Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan, dsb. Proses komunikasi internal ini bisa berujud komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media nirmassa). Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi dua, yaitu:
Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, dll kepada bawahannya. Sedangkan bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan, dsb. kepada pimpinan.
Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.
Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang ianggap sangat penting saja. Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster; konferensi pers. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.
Dimensi Komunikasi Antar Budaya
Dari tema pokok demikian, maka perlu pengertian – pengertian operasional dari kebudayaan dan kaitannya dengan KAB. Untuk mencari kejelasan dan mengintegrasikan berbagai konseptualisasi tentang kebudayaan komunikasi antar budaya, ada 3 dimensi yang perlu diperhatikan(kim.1984:17-20).
1. Tingkat masyarakat kelompok budaya dari partisipan-partisipan komunikasi.
2. Konteks sosial tempat terjadinya KAB.
3. Saluran yang dilalui oleh pesan-pesan KAB (baik yang bersifat verbal maupun nonverbal).
Dimensi pertama menunjukkan bahwa istilah kebudayaan telah digunakan untuk merujuk pada macam-macam tingkat lingkupan dan kompleksitas dari organisasi sosial.Umumnya istilah kebudayaan mencakup beberapa pengertian sebagai berikut :
Kawasan-kawasan dunia, misal : budaya timur, budaya barat
Subkawasan-kawasan di dunia, misalnya: budaya Amerika Utara, budaya Asia Tenggara.
Nasonal/negara,misalnya: budaya Indonesia,budaya Perancis, budaya Jepang.
Kelompok-kelompok etnik-ras dalam negara seperti ; budaya orang Amerika Hitam,Budaya Amerika Asia, Budaya Cina-Indonesia.
Macam-macam subkelompok sosiologis berdasarkan kategorisasi jenis kelamin, kelas sosial, coundercuklture (budaya Hippis, budaya orang di penjara,budaya gelandangan, budaya kemiskinan)
Dimensi kedua menyangkut Konteks Sosial. Misal, konteks sosial KAB pada: organisasi, bisnis, penddikan, akulturasi imigran, politik, penyesuaian pelancong/pendatang sementara, perkembangan alih teknologi/pembangunan/difusi inovasi, konsultasi terapis. Dalam dimensi ini bisa saja muncul variasi kontekstual, misalnya, komunikasi antarorang Indonesia dengan Jepang dalam suatu transaksi dagang akan berbeda dengan komunikasi antarkeduanya dalam berperan sebagai dua orang mahasiswa dari suatu universitas. Dengan demikian konteks sosial khusus tempat terjadinya KAB memberikan pada para partisipan hubungan-hubungan antarperan, ekspektasi-ekspektasi, norma-norma, dan aturan-aturan tingkah laku yang khusus.
Dimensi ketiga, berkaitan dengan saluran komunikasi. Secara garis besar, saluran dapat dibagi atas :
Antarpribadi/orang
Media massa
Nama Kelompok:
1. Anne Ramadhanty (11513113) (Difinisi Komunikasi- dimensi komunikasi)
2. Fallitha delica (13513196) ( Dimensi Hubungan – komunikasi eksternal)
3. Nurul Ayu S (16513712) (Dimensi komunikasi – selesai)
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_definisi_komunikasi
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34641/4/Chapter%20II.pdf
Mulyana, Deddy dan Rakhmat, Jalaluddin (2001).KOMUNIKASI ANTARBUDAYA : Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang Berbeda Budaya, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Cangara, Hafidz (2005). Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta :PT RajaGrafindo Persada
Kamis, 01 Oktober 2015
Rabu, 30 September 2015
Psikologi Manajemen dan Organisasi
PENDAHULUAAN
Pada
awalnya psikologi manajemen merupakan dua bidang ilmu yang terpisah, yaitu
psikologi dan manajemen. Untuk menjamin kesuksesan suatu organisasi diperlukan
pemahaman yang baik terhadap teori manajemen guna mendorong efektivitas dan efisiensi
kerja atau profesionalisme manajemen. Hal ini disebabkan manajemen merupakan
kombinasi antara ilmu dan seni. Awalnya konsep manajemen digunakan untuk
memenuhi kebutuhan manusia, kemudian timbul pemikiran bahwa akal manusia dapat
memenuhi kebutuhan itu secara lebih efektif lagi, setelah itu dibutuhkan modal
untuk mendanai alat yang akan membantu dalam meningkatkan efektifitas. Maka,
sejak zaman revolusi industri, tiga modal kerja yang utama adalah SDA (Sumber
Daya Alam), SDU (Uang) dan SDM (Manusia), dan ilmu manajemen pun berkisar pada
upaya untuk mengoptimalkan kinerja antar ketiga modal kerja itu. Dengan ditemukan dan dikembangkannya
ilmu psikologi, diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting,
karena ilmu psikologi yang memang berpusat pada manusia, yang mampu
mengintervensi atau mengolah berbagai faktor internal manusia seperti motivasi,
sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode,
sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas
perusahaan.
A.
ARTI
MANAJAMEN
Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
yang telah ditetapkan (Stoner). Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement,
yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan
diterima secara universal.
Dalam buku Manajemen Teori, Praktik, & Riset
Pendidikan, kata manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari
asal kata manus yang berarti tangan dan agereyang
berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang
artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management,
dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen.
Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.
Kata “manajemen” tampaknya sudah begitu sering kita dengar.
Manajemen erat kaitannya dengan konsep organisasi. Manajemen diperlukan ketika
terdapat sekumpulan orang-orang (yang pada umumnya memiliki karakteristik
perbedaan) dan sejumlah sumber daya yang harus dikelola agar tujuan sebuah
organisasi dapat tercapai. Tujuan tersebut sangat beragam, tergantung dari
jenis sebuah organisasi. Menurut Tisnawati Sule, manajemen adalah sebuah proses
yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan
berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang
serta sumber daya organisasi lainnya.
Hakikat manajemen adalah merupakan proses pemberian
bimbingan, pimpinan, pengaturan, pengendalian, dan pemberian fasilitas lainnya.
Pengertian manajemen dapat disebut pembinaan, pengendalian pengelolaan,
kepemimpinan, ketatalaksanaan yang merupakan proses kegairahan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
l Ada
4 fungsi utama dalam manajemen:
Perencanaan
(Planning) : yaitu proses yang
menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang
akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan
target dan tujuan organisasi.
Pengorganisasian
(Organizing), : yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan
taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur
organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang
kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja
secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
Pengarahan
(Actuating/Directing), : yaitu proses implementasi program agar bisa
dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar
semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran
dan produktivitas yang tinggi.
pengawasan
(Controlling): Pengendalian dan
Pengawasan atau Controlling, yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan
seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan
diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan
B. Pengertian
Organisasi
Organisasi
merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan
perusahaan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan
seorang pimpinan dengan organisasi yang tercipta diperusahaan yang
bersangkutan.
Menurut
Boone dan Katz organisasi didefinisikan sebagai berikut : Organisasi
adalah suatu proses tersusun yang orang-orangnya berinteraksi
untuk mencapai tujuan.
Dari
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi mencakup 3elemen pokok :
1. Interaksi manusia.
2. Kegiatan yang mengarah pada tujuan.
3.
Struktur organisasi itu sendiri.
Ciri-Ciri
Organisasi
1. Lembaga sosial yang terdiri atas
kumpulan orang dengan berbagai pola interaksi yang ditetapkan.
2. Dikembangkan untuk mencapai tujuan
3. Secara sadar dikoordinasi dan dengan
sengaja disusun
4. Instrumen sosial yang mempunyai
batasan yang secara relatif diidentifikasi.
Fungsi fungsi
Manajemen
1. Organizing (
Pengorganisasian )
Fungsi peorganisasian adalah kegiatan
dalam menentukan macam kegiatan beserta jumlah kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan pemisahaan maupun pengelompokan kegiatan kegiatan beserta orang-orangnya
yang sesuai dengan kegiatannya disertai adanya perndelegasian wewenang.
Ada
empat bagian penting yang perlu diketahui dalam pengorganisasian, yaitu:
1. Staffing
Staffing
merupakan suatu kegiatan yang melakukan pembagian
kelompok
- kelompok kerja menurut jenisnya beserta pengisian
orang-orang
yang sesuai dengan keahliannya.
2. Delegation of
Authority
Yaitu pendelegasian wewenang dari
seorang atasan kepada bawahannya sesuai dengan struktur organisasi maupun kedudukan
bawahan / kemampuan bawahan.
3.
Departementasi
Yaitu pengelompokan kegiatan-kegiatan
yang sejenis untuk kemudian dipisahkan dengan kegiatan yang lairmya dimana diantara
pengelompokan kegiatan tersebut tetap terjalin koordinasi dalam bekerja sama.
4. Personalia
2. Directing /
pengarahan ( = actuating = leading = commanding )
Pengarahan adalah kegiatan yang
khususnya ditujukan untuk mengatasi dan mengarahkan bawahan sehingga seorang pimpinan
secara manusiawi bisa mengikat bawahan untuk bekerja sama secara sukarela
menyumbangkan tenaganya seefisien dan seefektif mungkin untuk mencapaitujuan
organisasi.Ada beberapa cara seorang pemimpin bisa mengarahkan bawahannya di
mana bawahan dapat melaksanakan pckerjaan dengan tenang tanpa adanya sikap mendua
karena pertentangan atasan dari berbagai bagian.
3. Coordinating
(Koordinasi)
Koordinasi adalah fungsi yang harus
dilakukan seorang manajer agar terdapat suatu komunikasi atau kesesuaian dari
berbagai kepentingan dan perbedaan kegiatan sehingga bisa tercapai tujuan
organisasinya. Agar koordinasi terlaksana, setelah manajer melakukan fungsi
perencanaan, pengarahan dan pengorganisasian maka seorang manajer harus dapat menciptakan
suasana atau lingkungan kerja yang
4. Controlling
( pengawasan )
Fungsi pengawasan merupakan fungsi
terakhir yang akan dilakukan manajer guna melengkapi fungsi yang sudah
dilakukan lebih dahulu. Pengawasan merupakan fungsi yang bertujuan untuk
melakukan perbaikan - perbaikan yang perlu dilakukan jika terjadi
penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan perencanaan yang telah ditetapkan.
Teori-Teori
Organisasi
1. Teori
Organisasi Klasik
Teori ini biasa disebut dengan “teori
tradisional” atau disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad
19). Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi
dan tugas-tugasnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik
struktural yang kaku tidak mengandung kreatifitas.
2. Teori
Administrasi
Teori
ini dikembangkan oleh Henry Fayol, Lyndall Urwick dari
Eropa dan James D. Mooney, Allen Reily
dari Amerika. Henry Fayol (1841-1925): Seorang industrialis asal Perancis tahun
1916 menulis sebuah buku “Admistration industrielle et Generale” diterjemahkan
dalam bahasa Inggris 1926 dan baru dipublikasikan di Amerika 1940.
4. Teori Neo
Klasik
Aliran
yang berikutnya muncul adalah aliran Neoklasik disebut
juga
dengan “Teori Hubungan manusiawi”. Teori ini muncul akibat
ketidakpuasan dengan teori klasik dan
teori merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada“pentingnya
aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja”.
5. Teori
Modern
Teori ini muncul pada tahun 1950 sebagai
akibat ketidakpuasan dua teori sebelumnya yaitu klasik dan neoklasik.Teori
Modern sering disebut dengan teori “Analiasa Sistem” atau“Teori Terbuka” yang
memadukan antara teori klasik dan neokalsi. Teori Organisasi Modern melihat
bahwa semua unsure organisasi sebagai satu kesatuan yang saling bergantung dan tidak
bisa dipisahkan.
Rancangan organisasi
Ada tiga rancangan (design) organisasi yang umum,
yaitu rancangan organisasi dengan struktur sederhana rancangan organisasi
birokrasi (bureaucracy) dan organisasi dengan struktur matriks.
Analisa
Menurut hasil analisa,psikologi manajemen adalah adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (Stoner). Dan Organisasi adalah terdiri dari
kelompok-kelompok tenaga kerja (dalam hal organisasi perusahaan) yang berkerja
untuk mencapai tujuan organisasinya.untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi
dikembangkan dan dipertahankan pola-pola perilaku tertentu yang cukup stabil
dan dapat diperkirakan sebelumnya.
Referensi :
Jumat, 26 Juni 2015
Pekerjaan & Waktu Luang dan Self-Directed Changes
Judul
materi : Pekerjaan & Waktu Luang dan Self-Directed Changes
Tugas ke
: 4
Nama :
Anne Ramadhanty
Kelas :
2PA13
Npm :
11513113
Pekerjaan & Waktu Luang dan Self-Directed Changes
A.
Penyesuaian Diri dalam Bekerja
Penyesuaian diri adalah
suatu usaha individu untuk dapat merubah dirinya ketika mereka berada di
lingkungan keluarga, sekolah dan di masyarakat yang dapat ditunjukkan melalui
aktifitas-aktifitas seperti: dapat menguasai lingkungan dimana individu berada,
penuh percaya diri, bersedia menerima teman dalam kelompok, bersedia mengatasi
masalah, dan bersedia merencanakan sesuatu dengan pikiran.
Pada dasarnya, penyesuaian diri memiliki dua aspek, yaitu
penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial.
1. Penyesuaian
Pribadi
Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima
dirinya sendiri sehingga tercapainya hubungan yang harmonis antara siapa
dirinya dengan lingkungan kerjanya. Ia sadar sepenuhnya siapa dirinya, apa
kelebihan dan kekurangannya dan bertindak objektif sesuai dengan kondisi
dirinya tersebut. Keberhasilan diri pribadi dengan tidak adanya rasa benci,
lari dari kenyataan atau tanggungjawab, kecewa atau tak percaya pada kondisi
dirinya. Kehidupan kejiwaannya ditandai dengan tidak adanya kegoncangan atau kecemasan
yang menyertai rasa bersalah, rasa tidak puas, rasa cemas, rasa kurang dan
keluhan terhadap nasib yang dialaminya.
2. Penyesuaian
Sosial
Setiap individu hidup dalam masyarakat, dimana terdapat proses
saling mempengaruhi satu sama lain. Dari proses tersebut timbul pola kebudayaan
dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai
yang mereka patuhi, demi untuk mencapai penyesuaian bagi persoalan-persoalan
hidup sehari-hari.
Dalam dunia kerja ada 2 hal yang tidak bisa dipisahkan yaitu
karyawan dan perusahaan. Seseorang yang dapat menyesuaikan dirinya dengan
pekerjaannya yaitu apabila terdapat adanya kepuasan kerja.
Ø faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, diantaranya adalah kesesuaian
pekerjaan, kebijakan organisasi termasuk kesempatan berkembang, lingkungan
kerja dan perilaku atasan. faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan menurut
Kreitner dan Kinichi, yaitu:
a. Pemenuhan Kebutuhan (need fulfillment)
pekerjakaan
memberikan kesempatan pada individu intuk memenuhi kebutuhannya.
b. Perbedaan (discrepancies)
Kepuasan
merupakan suatu hasil memenuhi harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan
perbedaan antara apa yang diharapkan dan apa yang diperoleh individu dari
pekerjaannya.
c. Pencapaian nilai (volue attainment)
Kepuasan
hasil dari persepsi pekerjaan memberikan pemenuhan nilai kerja individual.
d. Keadilan (equity)
Kepuasan
merupakan fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan di tempat kerja.
e. Komponan genetik (genetic components)
Kepuasan
kerja merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. perbedaan sifat
individu kerja disamping karakteristik lingkungan pekerjaan.
Ø Selain itu ada juga faktor penentu kepuasan kerja yaitu:
a) Gaji/upah
Menurut
Theriault, kepuasan kerja merupakan fungsi dari jumlah absolute dari gaji yang
diterima, derajat sejauh mana gaji memenuhi harapan-harapan tenaga kerja dan
bagaimana gaji diberikan.
b) Kondisi kerja yang menunjang
Bekerja
dalam ruangan atau tempat kerja yang tidak menyenangkan (uncomfortable) akan
menurunkan semangat untuk bekerja. Oleh karena itu, perusahaan harus membuat
kondisi kerja yang nyaman dan menyenangkan sehingga kebutuhan-kebutuhan fisik
terpenuhi dan menimbulkan kepuasan kerja.
c) Hubungan kerja
· Hubungan dengan rekan kerja
Ada
tenaga kerja dalam menjalankan pekerjaannya memperoleh masukan dari tenaga
kerja lain (dalam bentuk tertentu). Keluarannya (barang yag setengah jadi)
menjadi masukkan untuk tenaga kerja lainya, misalnya pekerja konveksi. Hubugan
antara pekerja adalah hubungan ketergantungan sepihak yang berbentuk
fungsional.
· Hubungan dengan atasan
Kepemimpinan
yang konsisten berkaitan dengan kepuasan kerja adalah tenggangrasa
(consideration). Hubungan fungsional mencerminkan sejumlah atasa membantu
tenaga kerja untuk memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang penting bagi tenaga
kerja. Hubungan keseluruhan didasarkan pada ketertarikkan antara pribadi yang
mencerminkan sikap dasar dan nilai-nilai yang serupa, misalnya keduanya
mempuyai pandangan hidup yang sama.
B. Waktu
Luang
Waktu
luang adalah waktu sela diantara waktu yang diperuntukkan bagi pekerjaan utama.
Tidak ada yang suka bekerja sepanjang waktu. Sebagian besar dari kita
menginginkan pergi ke sendiri dan dengan keluarga kita. Istilah tradisional
yang digunakan untuk waktu tidak bekerja seperti itu liburan, secara harfiah
berarti “waktu off bekerja atau tugas.” Kebanyakan dari kita berpikir bahwa
kita memiliki waktu luang lebih baik. Namun peningkatan waktu luang sekarang
menimbulkan masalah bagi banyak orang.
Bagi
sebagian orang, waktu luang adalah waktu untuk beristirahat. Bagi sebagian
lainnya waktu luang adalah saat yang bagus untuk bertemu teman-teman atau
bersosialisasi. Bagi sebagian lainnya lagi, waktu luang sama dengan waktu
kreatif.
· Menggunakan Waktu Luang Secara
Positif
Rata-rata
pekerja sekarang memiliki liburan dibayar dan hari libur, dan janji jangka
waktu yang lebih mendukung pensiun penghasilan.
Kebanyakan
orang menghabiskan begitu banyak waktu luang dan kegiatan di tempat kerja,
antara 30 dan 40 jam per minggu rata-rata. Pada kelompok usia 18 sampai 25 dan
lebih dari 50 tahun menghabiskan berjam-jam dua kali lagi dalam kegiatan
rekreasi dan di tempat kerja. Kenyamanan kegiatan dapat berkisar dari kegiatan
di luar ruangan, aktif, seperti berjalan dan bersepeda pencarian lebih pasif,
interior, seperti menonton televisi. Meskipun liburan disukai sedikit berbeda
menurut umur dan jenis kelamin, serta apa yang ada dalam mode, yang merupakan
aktivitas yang paling populer di kalangan populasi umum di urutan mengunjungi
kebun binatang dan taman, piknik, drive, berjalan atau berlari, berenang,
sightecing , menghadiri acara olahraga, olahraga bermain atau permainan,
memancing dan alam berjalan
2. Self-Directed Changes
A. Konsep
dan Penerapan Self-Directed Changes
Mahasiswa
mengetahui dan termotivasi untuk melakukan perubahan pribadi dengan melalui
tahapan:
1. Meningkatkan kontrol diri
Mendasarkan diri pada kesadaran bahwa pada setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan kondisi yang dimiliki setiap manusia. Itu dapat terjadi sebagai akibat perubahan dalam struktur kognitif yang dihasilkan oleh perubahan struktur kognitif itu sendiri atau perubahan kebutuhan juga adanya motivasi internal serta belajar yang efektif.
2. Menetapkan tujuan
Dimaksudkan untuk menjaga individu agar tetap tertuju pada proses pembelajaran, dalam arti dapat mengetahui dan mampu secara mandiri menetapkan mengenai apa yang ingin dipelajari dalam mencapai kesehatan mental, serta tahu akan kemana tujuan hidupnya, cakap dalam mengambil keputusan dan mampu berpartisipasi di masyarakat dan akan mampu mengarahkan dirinya.
3. Pencatatan perilaku
Menguatkan perilaku ulang kalau individu merasa bisa mengambil manfaat dari perilaku yang pernah dilakukan sebelumnya, kemungkinan lain yang bisa menjadikan seseorang mengulang perilaku sebelumnya karena merasa senang dengan apa yang pernah dilakukan.
1. Meningkatkan kontrol diri
Mendasarkan diri pada kesadaran bahwa pada setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan kondisi yang dimiliki setiap manusia. Itu dapat terjadi sebagai akibat perubahan dalam struktur kognitif yang dihasilkan oleh perubahan struktur kognitif itu sendiri atau perubahan kebutuhan juga adanya motivasi internal serta belajar yang efektif.
2. Menetapkan tujuan
Dimaksudkan untuk menjaga individu agar tetap tertuju pada proses pembelajaran, dalam arti dapat mengetahui dan mampu secara mandiri menetapkan mengenai apa yang ingin dipelajari dalam mencapai kesehatan mental, serta tahu akan kemana tujuan hidupnya, cakap dalam mengambil keputusan dan mampu berpartisipasi di masyarakat dan akan mampu mengarahkan dirinya.
3. Pencatatan perilaku
Menguatkan perilaku ulang kalau individu merasa bisa mengambil manfaat dari perilaku yang pernah dilakukan sebelumnya, kemungkinan lain yang bisa menjadikan seseorang mengulang perilaku sebelumnya karena merasa senang dengan apa yang pernah dilakukan.
4. Menyaring anteseden perilaku
Bisa membagi perilaku sasaran ke dalam perubahan, serta membantu individu agar lebih siap dalam mempelajari perilaku tersebut. Pemahaman akan anteseden perilaku membantu individu agar dapat dengan tepat memilih nilai-nilai dan merencanakan strategi.
5. Menyusun konsekuensi yang efektif
Pemahaman dalam arti sehat mental dapat menentukan perubahan pada individu dalam melakukan mobilitas untuk melakukan segala sesuatu aktifitas –aktifitas yang dilakukan oleh manusia, dalam menanggapi stimulus lingkungan, yang meliputi aktivitas motoris, emosional,dan kognitif dalam mencapai kematangan mental.
6. Menerapkan perencana intervensi
Membawa perubahan, tentunya pada perubahan yang lebih baik. Dalam arti pemahaman nilai-nilai, karakter / watak, dan cara cara berperilaku secara individual. Dalam arti kita harus lebih memahami cara berperilaku pada kegiatan proses pembentukan watak dan pembelajaran secara terencana.
7. Evaluasi
Faktor yang penting untuk mencapai kematangan pribadi, sedangkan salah satu faktor penting untuk mengetahui keefektivan adalah evaluasi baik terhadap proses maupun hasil pembelajaran.
SUMBER :
Selasa, 12 Mei 2015
Cinta dan Perkawinan
Judul materi : Cinta dan Perkawinan
Tugas ke : 3
Nama : Anne Ramadhanty
Kelas 2PA13
Npm :11513113
Cinta dan
Perkawinan
Pengertian Cinta
Pengertian cinta itu
sendiri sulit dibedakan batasan ataupun pengertiannya, karena cinta merupakan
salah satu bentuk emosi dan perasaan yang dimiliki individu. Dan sifatnyapun
subyektif sehingga setiap individu akan mempunyai makna yang berbeda tergantung
pada penghayatan serta pengalamannya.
Jenis-jenis Cinta
Jenis-Jenis Cinta menurut
Kelly dalam buku kesehatan reproduksi
remaja membagi cinta itu menjadi 3
jenis yaitu:
1.
Cinta karena nafsu
Yaitu cinta yang mengakibatkan
hubungan antar dua orang tidak terkontrol lagi, emosi sangat menguasai akal
sehat seseorang sehingga perilaku seolah terjadi secara spontan untuk menjawab
rangsangan emosi yang berlebihan
2.
Cinta pragmatis
yaitu cinta terjadi keseimbangan
antara dua orang, ada rasa suka dan duka, serta adanya timbal balik.
3.
Cinta altruistik
biasanya terjadi pada seorang ibu
kepada anaknya, cinta ini disertai kasih sayang yang tidak ada batasnya.
Cinta
itu berada pada ranah emosional dan rasional. Cinta emosional ini datang dan
pergi tanpa diprediksi,misalkan: aku mencintaimu pada pandangan pertama, meski
aku tak bahagia bersamanya aku tetap mencintainya dll.
Ciri-ciri cinta emosional
·
Adanya perasaan yang sangat kuat,
normalnya diarahkan pada lawan jenis, dimana yang ada pada pikiran serta hati
adalah bayangan kekasihnya
·
Adanya egoisme, biasanya ada
harapan-harapan bahwa kekasihnya adalah ideal yang ada dipikirannya dan merasa
kecewa kalau kekasihnya berbeda dengan apa yang ia harapkan
·
Cinta emosional mengandung unsur
erotisme,yang biasanya ingin mengungkapkan rasa cintanya dengan berpegangan
tangan, berpelukan dll. Sedangkan cinta rasional tidak didominasi oleh perasaan
yang kuat tetapi lebih pada akal pikiran. Cinta rasional ini biasanya tidak
peduli apakah perasaannya kepada seseorang yang dikuasai ini dibalas atau
tidak, karena ciri utama dari cinta ini adalah memberi tanpa pamrih dan tanpa
syarat.
Reaksi Psikologis Dan Fisiologis Pada Saat Muncul Cinta
Ketika
orang lagi kasmaran, maka dalam tubuhnya akan memproduksi hormon Phenthylamine
( PEA), efeknya adalah terjadi peningkatan suhu tubuh, gula dan tekanan darah,
denyut jantung akan lebih cepat dan berkeringat, orang tersebut juga menjadi
penasaran, salah tingkah, bergairah (bersemangat), dan gembira.
Tanda- tanda Cinta
Cinta
merupakan hal yang sangat subyektif, satu orang dengan orang lainnya akan
memaknakan secara berbeda. Namun ada tanda-tanda yang menunjukkan adanya
perasaan cinta:
1.
ada unsur keterkaitan dan kekaguman
biasanya
cinta didahului oleh rasa ketertarikan dan kekaguman, baik itu karena sik,
sifat, kemampuan atau materi. Hal mana yang menjadikan seseorang itu tertarik
tiap orang itu berbeda-bada.
2.
teringat terus dalam ingatan
perasaan
cinta membuat bayangan tentang orang yang dicintainya selalu ada dalam ingatan.
3.
adanya pengorbanan
perasaan
cinta menimbulkan perasaan ingin berbuat apa saja yang dapat membahagiakan dan
menyenangkan orang yang dicintai
4. adanya
ketertarikan seksual biasanya muncul rasa ingin selalu bertemu serta
keinginan untuk bersentuhan secara fisik
Arti Cinta Pada Pandangan Pertama
Cinta pada pandangan pertama ini baru pada tahap persona pada ketertarikan fisik
saja. Cinta ini digolongkan dalam passionate love yang ditandai oleh rasa rindu
yang hebat untuk bertemu. Ketertarikan pada pandangan pertama ini bisa berubah
dan berkembang menjadi cinta, tapi harus diikuti oleh proses selanjutnya yaitu
perkenalan dan penjajakan.
Beda Cinta Dan Sayang Pengertian Cinta
Biasanya
masyarakat membedakan cinta ini lebih pada lawan jenis (pacar atau
suami), sementara sayang itu berlaku secara umum (orang tua, saudara)
Pengertian Perkawinan
Perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar
pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan
yang merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi - yang
biasanya intim dan seksual.Perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan dengan
upacara pernikahan.
Umumnya perkawinan dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga.
Tergantung budaya setempat bentuk perkawinan bisa berbeda-beda dan tujuannya
bisa berbeda-beda juga. Tapi umumnya perkawinan itu ekslusif dan mengenal
konsep perselingkuhan sebagai
pelanggaran terhadap perkawinan. Perkawinan umumnya dijalani dengan maksud
untuk membentuk keluarga.
Umumnya perkawinan harus diresmikan dengan pernikahan.
Memilih Pasangan
1.
Seiman
Keyakinan agama sy kira kembali kepada diri masing-masing. Apabila memang menjadikannya sesuatu hal mendasar and tanpa tawar-menawar lg, silahkan jadikanlah poin/pertimbangan utama.
Keyakinan agama sy kira kembali kepada diri masing-masing. Apabila memang menjadikannya sesuatu hal mendasar and tanpa tawar-menawar lg, silahkan jadikanlah poin/pertimbangan utama.
2.
Tempat dan
Waktu Tepat
In the right place at the right time! Urusan mencari calon pasangan hidup bukanlah hal serampangan, "no care" ketemu dimana, nyari dimana, dsb. Sebagai contoh, umumnya anak muda jaman sekarang suka cara instan menggunakan media sosial, patokan simplenya: asal cantik/ganteng, kaya, hobi sama langsung oke.
Begitupun "wherever" mau di pub, diskotik, hotel/motel "ehe-ehe" peduli amat! Parahnya lg, "Ah, tenang aja sob gue kagak pake perasaan ama die, happy fun doang sumpeh!" Hati-hati, "Witing tresno jalaran soko kulino atawa cai karacak ninggang batu laun-laun legok." Artinya, batu tiap hari ditimpa air setitik lambat laun hancur. Hati dari ora suka jadi... Endingnya, klu serampangan begini mudah ditebak angka perceraian pasangan muda semakin tinggi.
In the right place at the right time! Urusan mencari calon pasangan hidup bukanlah hal serampangan, "no care" ketemu dimana, nyari dimana, dsb. Sebagai contoh, umumnya anak muda jaman sekarang suka cara instan menggunakan media sosial, patokan simplenya: asal cantik/ganteng, kaya, hobi sama langsung oke.
Begitupun "wherever" mau di pub, diskotik, hotel/motel "ehe-ehe" peduli amat! Parahnya lg, "Ah, tenang aja sob gue kagak pake perasaan ama die, happy fun doang sumpeh!" Hati-hati, "Witing tresno jalaran soko kulino atawa cai karacak ninggang batu laun-laun legok." Artinya, batu tiap hari ditimpa air setitik lambat laun hancur. Hati dari ora suka jadi... Endingnya, klu serampangan begini mudah ditebak angka perceraian pasangan muda semakin tinggi.
3.
Apakah Calon Pasangan Hidupnya Sudah Teratur
(Disiplin)?
Carilah calon istri didik dr keluarga hidup teratur "disiplin." Alasannya, sebagian besar peranan didikan orang tua sangat berpengaruh, benar-benar menentukan: semakin keras "tegas" mendidik anak semakin baik. Contoh sederhana, aturan orang tuanya mengarahkan anaknya untuk selalu padat menjalani aktifitas positip.
Seperti, sehabis pulang sekolah anak diharuskan tidur siang sebentar, lalu belajar mengulangi kembali apa-apa yg diajarkan disekolah (les maupun belajar sendiri dirumah atau mengaji), minimal 7 jam setiap hari. Artinya, bila ditambahkan jadwal belajar disekolah berarti anak tersebut setiap hari dituntut belajar 10 - 13 jam sehari.
Kapan waktu bermainnya? Waktu bermain hanya disisakan lewat jam istirahat sekolah or waktu istirahat mengaji di madrasah. Klu dihitung jumlah keseluruhan aktifitas positip sehari-hari maka selesai aktifitas antara jam 9 - 10 malam, yaitu pas waktunya jam tidur. Bisa jadi karakter seperti ini di cap sebagai anak kurang gaul.
Carilah calon istri didik dr keluarga hidup teratur "disiplin." Alasannya, sebagian besar peranan didikan orang tua sangat berpengaruh, benar-benar menentukan: semakin keras "tegas" mendidik anak semakin baik. Contoh sederhana, aturan orang tuanya mengarahkan anaknya untuk selalu padat menjalani aktifitas positip.
Seperti, sehabis pulang sekolah anak diharuskan tidur siang sebentar, lalu belajar mengulangi kembali apa-apa yg diajarkan disekolah (les maupun belajar sendiri dirumah atau mengaji), minimal 7 jam setiap hari. Artinya, bila ditambahkan jadwal belajar disekolah berarti anak tersebut setiap hari dituntut belajar 10 - 13 jam sehari.
Kapan waktu bermainnya? Waktu bermain hanya disisakan lewat jam istirahat sekolah or waktu istirahat mengaji di madrasah. Klu dihitung jumlah keseluruhan aktifitas positip sehari-hari maka selesai aktifitas antara jam 9 - 10 malam, yaitu pas waktunya jam tidur. Bisa jadi karakter seperti ini di cap sebagai anak kurang gaul.
4.
Perhatikan
Lingkungan Pergaulan Sekitar
Lingkungan pergaulan dimana ia tinggal/dibesarkan. Maksudnya? Bukan berarti jika ia dibesarkan di lingkungan pergaulan kumuh gak baik akhlaknya, tapi yg jelas kesehatannya memang kurang kondusif. Lingkungan kumuh kota hampir mirip lingkungan kampung desa, cuma bedanya lingkungan perdesaan jauh lebih kondusif pergaulannya dibandingkan lingkungan kumuh kota.
So, carilah informasi sebanyak mungkin siapa temannya, sahabatnya, maupun sanak saudaranya and dekati mrk. Patokannya sederhana, apabila sahabat mrk kelakuannya agak "nyeleneh" alias tidak baik akhlaknya, artinya karakter pasangan memang seperti itu
Lingkungan pergaulan dimana ia tinggal/dibesarkan. Maksudnya? Bukan berarti jika ia dibesarkan di lingkungan pergaulan kumuh gak baik akhlaknya, tapi yg jelas kesehatannya memang kurang kondusif. Lingkungan kumuh kota hampir mirip lingkungan kampung desa, cuma bedanya lingkungan perdesaan jauh lebih kondusif pergaulannya dibandingkan lingkungan kumuh kota.
So, carilah informasi sebanyak mungkin siapa temannya, sahabatnya, maupun sanak saudaranya and dekati mrk. Patokannya sederhana, apabila sahabat mrk kelakuannya agak "nyeleneh" alias tidak baik akhlaknya, artinya karakter pasangan memang seperti itu
5.
Cara Ia
Bersikap, Berbicara, Berdandan
Cara ia berbicara, berdandan (berhias), maupun sikap merupakan salah satu unsur penting penilaian karakter dasar pasangan. Untuk membuktikannya hadapkan situasi dimana ia harus berbicara langsung dengan orang tua, sahabat, teman + saudaranya.
Dengan begitu biasanya pembicaraan diluar kontrol "ceplas-ceplos" seringkali terjadi: suka membentak, bicara kasar, bahasa-bahasa "nyeleneh" kurang sopan layaknya wanita murahan, dsb. Begitupun cara berdandan, semakin seronok semakin tipis kemungkinan baik atau gadisnya. Gimana dgn sikap? Gak hanya agamis. Secara penentuan karakter wanita sikap pemalu cenderung berkarakter baik.
Cara ia berbicara, berdandan (berhias), maupun sikap merupakan salah satu unsur penting penilaian karakter dasar pasangan. Untuk membuktikannya hadapkan situasi dimana ia harus berbicara langsung dengan orang tua, sahabat, teman + saudaranya.
Dengan begitu biasanya pembicaraan diluar kontrol "ceplas-ceplos" seringkali terjadi: suka membentak, bicara kasar, bahasa-bahasa "nyeleneh" kurang sopan layaknya wanita murahan, dsb. Begitupun cara berdandan, semakin seronok semakin tipis kemungkinan baik atau gadisnya. Gimana dgn sikap? Gak hanya agamis. Secara penentuan karakter wanita sikap pemalu cenderung berkarakter baik.
6.
Belum
Pernah Pacaran
Lebih aman lagi carilah calon pasangan belum pernah pacaran sama sekali. Loh,emang ada gitu jaman serba canggih begini? Eh, jangan salah, gaul dong ke kampung-kampung noh!...hhe. Ada kok perempuan yang ndak pacaran, serius, coba baca poin ketiga: dididik dr keluarga penuh kedisiplinan pertanda anak perempuannya ndak mempunyai waktu untuk berbuat "aneh-aneh" pacaran.
Lebih aman lagi carilah calon pasangan belum pernah pacaran sama sekali. Loh,emang ada gitu jaman serba canggih begini? Eh, jangan salah, gaul dong ke kampung-kampung noh!...hhe. Ada kok perempuan yang ndak pacaran, serius, coba baca poin ketiga: dididik dr keluarga penuh kedisiplinan pertanda anak perempuannya ndak mempunyai waktu untuk berbuat "aneh-aneh" pacaran.
7.
Minta
Masukkan Orang Tua
Secara psikologis, wanita mintalah saran melalui Ibu: terasa lebih nyaman, bebas mengutarakan isi hati. Sebaliknya, lelaki mintalah saran lewat Bapak. Ingat, saran mereka terbukti sangat ampuh, tok-cer bin jitu loh! Pasalnya, orang tua memiliki jam terbang tinggi/pengalaman, pemahaman hidup, dsb. patut dipertimbangkan! So, turutilah anjurannya. Jangan lupa minta doanya juga.
Secara psikologis, wanita mintalah saran melalui Ibu: terasa lebih nyaman, bebas mengutarakan isi hati. Sebaliknya, lelaki mintalah saran lewat Bapak. Ingat, saran mereka terbukti sangat ampuh, tok-cer bin jitu loh! Pasalnya, orang tua memiliki jam terbang tinggi/pengalaman, pemahaman hidup, dsb. patut dipertimbangkan! So, turutilah anjurannya. Jangan lupa minta doanya juga.
8.
Perbaiki
Diri dan Berdoalah
Perbaiki diri plus berdoa adalah langkah paling aman, proses menenangkan hati selanjutnya. Pertama, jika merasa mau mendapatkan pasangan sesuai, cocok di hati maka berkacalah pada diri sendiri, "Apakah diri sy sudah sesuai dgn kriteria idaman pasangan nanti?" Ingat bahwa pasangan kalian merupakan cermin diri. Kedua, percayalah jika kualitas diri baik maka jodoh kalian pun mempunyai kualitas imbangan sama.
Perbaiki diri plus berdoa adalah langkah paling aman, proses menenangkan hati selanjutnya. Pertama, jika merasa mau mendapatkan pasangan sesuai, cocok di hati maka berkacalah pada diri sendiri, "Apakah diri sy sudah sesuai dgn kriteria idaman pasangan nanti?" Ingat bahwa pasangan kalian merupakan cermin diri. Kedua, percayalah jika kualitas diri baik maka jodoh kalian pun mempunyai kualitas imbangan sama.
Hubungan Dalam Perkawinan
Simak dulu pendapat Dawn J. Lipthrott, LCSW, seorang psikoterapis
dan juga marriage and relationship educator and coach, dia
mengatakan bahwa ada lima tahap perkembangan dalam kehidupan perkawinan.
Hubungan dalam pernikahan bisa berkembang dalam tahapan yang bisa diduga
sebelumnya. Namun perubahan dari satu tahap ke tahap berikut memang tidak
terjadi secara mencolok dan tak memiliki patokan batas waktu yang pasti.
Bisa jadi antara pasangan suami-istri, yang satu dengan yang lain, memiliki
waktu berbeda saat menghadapi dan melalui tahapannya. Namun anda dan pasangan
dapat saling merasakannya.
Tahap pertama : Romantic Love. Saat ini adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan madu pernikahan. Anda dan pasangan pada tahap ini selalu melakukan kegiatan bersama-sama dalam situasi romantis dan penuh cinta.
Tahap kedua : Dissapointment or Distress. Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya. Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami hal ini berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing. Menurut Dawn tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahankan lagi terhadap hubungan dengan pasangannya. Banyak pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya
Tahap ketiga : Knowledge and Awareness. Dawn mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya. Pasangan ini juga sibuk menggali informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Menurut Dawn juga, pasangan yang sampai di tahap ini biasanya senang untuk meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti seminar-seminar dan konsultasi perkawinan.
Tahap keempat: Transformation. Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan dalam mensikapi perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan perkawinan yang nyaman dan tentram.
Tahap kelima: Real Love. “Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,” ujar Dawn. Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang menetap. “Real love sangatlah mungkin untuk Anda dan pasangan jika Anda berdua memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa adanya usaha Anda berdua,” ingat Dawn.
Lebih lanjut Dawn menyarankan pula, “Jangan hancurkan hubungan pernikahan Anda dan pasangan hanya karena merasa tak sesuai atau sulit memahami pasangan. Anda hanya perlu sabar menjalani dan mengulang tahap perkembangan dalam pernikahan ini. Jadikanlah kelanggengan pernikahan Anda berdua sebagai suatu hadiah berharga bagi diri sendiri, pasangan, dan juga anak.
Tahap pertama : Romantic Love. Saat ini adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan madu pernikahan. Anda dan pasangan pada tahap ini selalu melakukan kegiatan bersama-sama dalam situasi romantis dan penuh cinta.
Tahap kedua : Dissapointment or Distress. Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya. Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami hal ini berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing. Menurut Dawn tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahankan lagi terhadap hubungan dengan pasangannya. Banyak pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya
Tahap ketiga : Knowledge and Awareness. Dawn mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya. Pasangan ini juga sibuk menggali informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Menurut Dawn juga, pasangan yang sampai di tahap ini biasanya senang untuk meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti seminar-seminar dan konsultasi perkawinan.
Tahap keempat: Transformation. Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan dalam mensikapi perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan perkawinan yang nyaman dan tentram.
Tahap kelima: Real Love. “Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,” ujar Dawn. Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang menetap. “Real love sangatlah mungkin untuk Anda dan pasangan jika Anda berdua memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa adanya usaha Anda berdua,” ingat Dawn.
Lebih lanjut Dawn menyarankan pula, “Jangan hancurkan hubungan pernikahan Anda dan pasangan hanya karena merasa tak sesuai atau sulit memahami pasangan. Anda hanya perlu sabar menjalani dan mengulang tahap perkembangan dalam pernikahan ini. Jadikanlah kelanggengan pernikahan Anda berdua sebagai suatu hadiah berharga bagi diri sendiri, pasangan, dan juga anak.
Penyesuaian dan pertumbuhan dalam perkawinan
Perkawinan tidak berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua
individu ini harus dapat mengembangkan diri untuk kemajuan bersama.
Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari ketergantungan pasangan.
Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup yang pasti diwarnai oleh
perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam sebuah perkawinan, sering tak
sederhana. Perubahan yang terjadi dalam perkawinan banyak terkait dengan
terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta terbentuknya hubungan
antarkeluarga kedua pihak.
Relasi
yang diharapkan dalam sebuah perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat.
Tapi karena adanya perbedaan kebiasaan atau persepsi antara suami-istri, selalu
ada hal-hal yang dapat menimbulkan konflik. Dalam kondisi perkawinan seperti
ini, tentu sulit mendapatkan sebuah keluarga yang harmonis.
Pada
dasarnya, diperlukan penyesuaian diri dalam sebuah perkawinan, yang mencakup
perubahan diri sendiri dan perubahan lingkungan. Bila hanya mengharap pihak
pasangan yang berubah, berarti kita belum melakukan penyesuaian.
Banyak
yang bilang pertengkaran adalah bumbu dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa
menguatkan ikatan cinta. Hanya, tak semua pasangan mampu mengelola dengan baik
sehingga kemarahan akan terakumulasi dan berpotensi merusak hubungan
Perceraian dan Pernikahan kembali
Jika
seorang suami menceraikan istrinya dengan cerai satu atau dua maka sang suami
berhak untuk melakukan rujuk dengan istri, selama masih masa iddah,
baik istri ridha maupun tidak ridha. Namun, jika talak tiga sudah jatuh maka
suami tidak memiliki hak untuk rujuk kepada istrinya, sampai sang istri dinikahi
oleh lelaki lain. Allah berfirman,
فَإِنْ
طَلَّقَهَا فَلَا تَحِلُّ لَهُ مِنْ بَعْدُ حَتَّى تَنْكِحَ زَوْجًا غَيْرَهُ
“Jika
dia mentalak istrinya (talak tiga) maka tidak halal baginya setelah itu, sampai
dia menikah dengan lelaki yang lain ….” (Q.S. Al-Baqarah:230)
Pernikahan
wanita ini dengan lelaki kedua bisa menjadi syarat agar bisa rujuk kepada suami
pertama, dengan syarat:
Pertama:
Dalam pernikahan yang dilakukan harus terjadi hubungan badan, antara
sang wanita dengan suami kedua. Berdasarkan hadis dari Aisyah, bahwa ada
seorang sahabat yang bernama Rifa’ah, yang menikah dengan seorang wanita.
Kemudian, dia menceraikan istrinya sampai ketiga kalinya. Wanita ini, kemudian
menikah dengan lelaki lain, namun lelaki itu impoten dan kurang semangat dalam melakukan
hubungan badan.
Dia pun
melaporkan hal ini kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
dengan harapan bisa bercerai dan bisa kembali dengan Rifa’ah. Namun, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Kamu ingin agar bisa kembali kepada
Rifa’ah? Tidak boleh! Sampai kamu merasakan madunya dan dia (suami kedua)
merasakan madumu.” (H.R. Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, dan At-Turmudzi)
Yang
dimaksud “kamu merasakan madunya dan dia merasakan madumu” adalah
melakukan hubungan badan.
Kedua:
Pernikahan ini dilakukan secara alami, tanpa ada rekayasa dari mantan
suami maupun suami kedua. Jika ada rekayasa maka pernikahan semacam ini
disebut sebagai “nikah tahlil“; lelaki kedua yang menikahi sang wanita,
karena rekayasa, disebut “muhallil“; suami pertama disebut “muhallal
lahu“. Hukum nikah tahlil adalah haram, dan pernikahannya dianggap batal.
Ibnu
Qudamah mengatakan, “Nikah muhallil adalah haram, batal,
menurut pendapat umumnya ulama. Di antaranya: Hasan Al-Bashri, Ibrahim
An-Nakha’i, Qatadah, Imam Malik, Sufyan Ats-Tsauri, Ibnu Mubarak, dan Imam
Asy-Syafi’i.” (Al-Mughni, 7:574)
Bahkan,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengancam orang yang
menjadi muhallil dan muhallal lahu. Dari Ali bin
Abi Thalib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah
melaknat muhallil dan muhallal lahu.” (H.R. Abu Daud; dinilai sahih oleh
Al-Albani)
Bahkan, telah termasuk tindakan “merekayasa” ketika ada
seorang lelaki yang menikahi wanita yang dicerai dengan talak tiga, dengan niat
untuk dicerai agar bisa kembali kepada suami pertama, meskipun suami pertama
tidak mengetahui.Ini berdasarkan riwayat dari Ibnu Umar, bahwa ada seseorang
datang kepada beliau dan bertanya tentang seseorang yang menikahi seorang
wanita. Kemudian, lelaki tersebut menceraikan istrinya sebanyak tiga kali.
Lalu, saudara lelaki tersebut menikahi sang wanita, tanpa diketahui suami
pertama, agar sang wanita bisa kembali kepada saudaranya yang menjadi suami
pertama. Apakah setelah dicerai maka wanita ini halal bagi suami pertama? Ibnu
Umar memberi jawaban, “Tidak halal. Kecuali nikah karena cinta (bukan karena
niat tahlil). Dahulu, kami menganggap perbuatan semacam ini sebagai
perbuatan zina di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (H.R.
Hakim dan Al-Baihaqi; dinilai sahih oleh Al-Albani)
Allahu
a’lam.
Aternatif selain Pernikahan
Nikah. Untuk satu kata
ini, banyak pandangan sekaligus komentar yang berkaitan dengannya. Bahkan
sehari-hari pun, sedikit atau banyak, tentu pembicaraan kita akan bersinggungan
dengan hal yang satu ini. Tak terlalu banyak beda, apakah di majelisnya para
lelaki, pun di majelisnya wanita. Sedikit diantara komentar yang bisa kita
dengar dari suara-suara di sekitar, diantaranya ada yang agak sinis, yang lain
merasa keberatan, menyepelekan, atau cuek-cuek saja.
Mereka yang menyepelekan nikah, bilang "Apa tidak ada alternatif yang lain selain nikah ?", atau "Apa untungnya nikah?".
Bagi yang merasa berat pun berkomentar "Kalau sudah nikah, kita akan terikat alias tidak bebas", semakna dengan itu "Nikah ! Jelasnya bikin repot, apalagi kalau sudah punya anak".
Yang lumayan banyak 'penggemarnya' adalah yang mengatakan "Saya pingin meniti karier terlebih dahulu, nikah bagi saya itu gampang kok".
Terakhir, para orang tua pun turut memberi nasihat untuk anak-anaknya "Kamu nggak usah buru-buru menikah, cari duit dulu yang banyak".
Ironisnya bersamaan dengan banyak orang yang 'enggan' nikah, ternyata angka perzinaan atau 'kecelakaan" semakin meninggi ! Itu beberapa pandangan orang tentang pernikahan. Tentu saja tidak semua orang berpandangan seperti itu. Sebagai seorang muslim tentu kita akan berupaya menimbang segalanya sesuai dengan kaca mata islam. Apa yang dikatakan baik oleh syariat kita, pastinya baik bagi kita. Sebaliknya, bila islam bilang sesuatu itu jelek pasti jelek bagi kita. Karena pembuat syariat, yaitu Allah adalah yang menciptakan kita, yang tentu saja lebih tahu mana yang baik dan mana yang buruk bagi kita.
Persoalan yang mungkin muncul di tengah masyarakat kita sehingga timbul berbagai komentar seperti di atas, tak lepas dari kesalahpahaman atau ketidaktahuan seseorang tentang tujuan nikah itu sendiri.
Nikah di dalam pandangan islam, memiliki kedudukan yang begitu agung. Ia bahkan merupakan sunnah (ajaran) para nabi dan rasul, seperti firman Allah :
"dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan" (QS Ar-ra'd : 38)
Sedikit memberikan gambaran kepada kita, nikah di dalam ajaran islam memiliki beberapa tujuan yang mulia, diantaranya :
- Nikah dimaksudkan untuk menjaga keturunan, mempertahankan kelangsungan generasi manusia. Tak hanya untuk memperbanyak generasi saja, namun tujuan dari adanya kelangsungan generasi tersebut adalah tetap tegaknya generasi yang akan membela syariat Allah, meninggikan dienul islam , memakmurkan alam dan memperbaiki bumi. Memelihara kehormatan diri, menghindarkan diri dari hal-hal yang diharamkan, sekaligus menjaga kesucian diri.
- Mewujudkan maksud pernikahan yang lain, seperti menciptakann ketenangan, ketenteraman. Kita bisa menyaksikan begitu harmoninya perpaduan antara kekuatan laki-laki dan kelembutan seorang wanita yang diikat dengan tali pernikahan, sungguh merupakan perpaduan yang begitu sempurna.
Pernikahan pun menjadi sebab kayanya seseorang, dan terangkatnya kemiskinannya. Nikah juga mengangkat wanita dan pria dari cengkeraman fitnah kepada kehidupan yang hakiki dan suci (terjaga). Diperoleh pula kesempurnaan pemenuhan kebutuhan biologis dengan jalan yang disyariatkan oleh Allah. Sebuah pernikahan, mewujudkan kesempurnaan kedua belah pihak dengan kekhususannya. Tumbuh dari sebuah pernikahan adanya sebuah ikatan yang dibangun di atas perasaan cinta dan kasih sayang.
"Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir" (QS Ar Ruum : 21)
Itulah beberapa tujuan mulia yang dikehendaki oleh Islam. Tentu saja tak keluar dari tujuan utama kehidupan yaitu beribadah kepada Allah.
Mereka yang menyepelekan nikah, bilang "Apa tidak ada alternatif yang lain selain nikah ?", atau "Apa untungnya nikah?".
Bagi yang merasa berat pun berkomentar "Kalau sudah nikah, kita akan terikat alias tidak bebas", semakna dengan itu "Nikah ! Jelasnya bikin repot, apalagi kalau sudah punya anak".
Yang lumayan banyak 'penggemarnya' adalah yang mengatakan "Saya pingin meniti karier terlebih dahulu, nikah bagi saya itu gampang kok".
Terakhir, para orang tua pun turut memberi nasihat untuk anak-anaknya "Kamu nggak usah buru-buru menikah, cari duit dulu yang banyak".
Ironisnya bersamaan dengan banyak orang yang 'enggan' nikah, ternyata angka perzinaan atau 'kecelakaan" semakin meninggi ! Itu beberapa pandangan orang tentang pernikahan. Tentu saja tidak semua orang berpandangan seperti itu. Sebagai seorang muslim tentu kita akan berupaya menimbang segalanya sesuai dengan kaca mata islam. Apa yang dikatakan baik oleh syariat kita, pastinya baik bagi kita. Sebaliknya, bila islam bilang sesuatu itu jelek pasti jelek bagi kita. Karena pembuat syariat, yaitu Allah adalah yang menciptakan kita, yang tentu saja lebih tahu mana yang baik dan mana yang buruk bagi kita.
Persoalan yang mungkin muncul di tengah masyarakat kita sehingga timbul berbagai komentar seperti di atas, tak lepas dari kesalahpahaman atau ketidaktahuan seseorang tentang tujuan nikah itu sendiri.
Nikah di dalam pandangan islam, memiliki kedudukan yang begitu agung. Ia bahkan merupakan sunnah (ajaran) para nabi dan rasul, seperti firman Allah :
"dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan" (QS Ar-ra'd : 38)
Sedikit memberikan gambaran kepada kita, nikah di dalam ajaran islam memiliki beberapa tujuan yang mulia, diantaranya :
- Nikah dimaksudkan untuk menjaga keturunan, mempertahankan kelangsungan generasi manusia. Tak hanya untuk memperbanyak generasi saja, namun tujuan dari adanya kelangsungan generasi tersebut adalah tetap tegaknya generasi yang akan membela syariat Allah, meninggikan dienul islam , memakmurkan alam dan memperbaiki bumi. Memelihara kehormatan diri, menghindarkan diri dari hal-hal yang diharamkan, sekaligus menjaga kesucian diri.
- Mewujudkan maksud pernikahan yang lain, seperti menciptakann ketenangan, ketenteraman. Kita bisa menyaksikan begitu harmoninya perpaduan antara kekuatan laki-laki dan kelembutan seorang wanita yang diikat dengan tali pernikahan, sungguh merupakan perpaduan yang begitu sempurna.
Pernikahan pun menjadi sebab kayanya seseorang, dan terangkatnya kemiskinannya. Nikah juga mengangkat wanita dan pria dari cengkeraman fitnah kepada kehidupan yang hakiki dan suci (terjaga). Diperoleh pula kesempurnaan pemenuhan kebutuhan biologis dengan jalan yang disyariatkan oleh Allah. Sebuah pernikahan, mewujudkan kesempurnaan kedua belah pihak dengan kekhususannya. Tumbuh dari sebuah pernikahan adanya sebuah ikatan yang dibangun di atas perasaan cinta dan kasih sayang.
"Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir" (QS Ar Ruum : 21)
Itulah beberapa tujuan mulia yang dikehendaki oleh Islam. Tentu saja tak keluar dari tujuan utama kehidupan yaitu beribadah kepada Allah.
Referensi :
Langganan:
Postingan (Atom)