Dewi Chang’e Pergi ke Bulan
Dewi Chang’e Pergi ke Bulan
Dalam mitologi Cina, Change’e adalah nama Dewi Bulan. Ia punya suami bernama Hou Yi. Hou Yi dikenal sebagai pemanah ulung.
Dikisahkan, pada waktu itu Bumi sangat panas karena disinari 10 matahari. Sepuluh matahari tersebut merupakan penjelmaan 10 putra Kaisar Batu Giok yang berulah menjadi matahari. Kaisar berusaha menghentikan ulah anak-anaknya itu, tetapi tidak berhasil.
Wahana antariksa Chang'e mendarat di Bulan 14 Desember 2013
Khawatir Bumi hancur, Kaisar menyuruh Hou Yi untuk menghentikan ulah anak-anaknya itu. Hou Yi berusaha menghentikan ulah putra-putra Kaisar dengan memanah mereka. Satu persatu, 9 matahari penjelmaan putra-putra Kaisar pun mati di tangan Hou Yi.
Kaisar murka dengan cara Hou Yi mengatasi masalah. Hou Yi dan istrinya pun diusir dari kayangan dan harus tinggal di Bumi. Selain itu, Hou Yi dan istrinya juga akan kehilangan hidup abadi. Mereka sangat sedih. Namun, dengan berbagai cara Hou Yi akhirnya berhasil mendapatkan ramuan hidup abadi. Syaratnya, masing-masing harus makan setengahnya saja. Tetapi tak sengaja, Chang’e terlanjur memakan semuanya. Ia pun tiba-tiba kehilangan bobot dan melayang ke Bulan. Sejak saat itu, Chang’e menjadi Dewi Bulan. Menurut cerita, di Bulan, Dewi Chang’e memiliki hewan piaraan seekor kelinci bernama Yutu.
Yutu, kendaraan penjelajah Bulan "Made in Cina"
Nama Dewi Chang’e dan Yutu, kini tidak hanya diketahui bangsa Cina. Nama tersebut kini terkenal di seluruh dunia berkat penguasaan ilmu dan teknologi yang dicapai oleh badan antariksa Cina.
Seperti kita ketahui, pada 2 Desember 2013 lalu, Cina meluncurkan wahana antariksa Chang’e 3 dengan tujuan ke Bulan. Setelah mengorbit Bumi dan melakukan perjalanan selama 12 hari, Chang’e akhirnya mendarat di Bulan pada 14 Desember 2014.
Tujuh jam setelah Chang’e menginjakkan kaki di Bulan, kendaraan penjelajah Bulan yang diberi nama Yutu mulai dilepas. Begitu berpisah, Yutu pun mulai bergerak di permukaan Bulan. Mereka saling memotret. Chang’e memotret Yutu. Sebaliknya, Yutu memotret Chang’e. Gambar-gambar hasil pemotretan mereka, langsung dikirim ke stasiun pengendali di Bumi.
Yutu merupakan kendaraan antariksa tanpa awak yang akan bertugas menjelajah permukaan Bulan. Yutu akan menjalankan misinya selama 3 bulan untuk memotret dan mengambil sampel batuan di Bulan.
Keberhasilan Chang’e mendarat di Bulan adalah bukti keberhasilan Cina menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Cina yang sejak zaman dulu dikenal sebagai bangsa penjelajah, kini membuktikan diri bisa menjelajah antariksa seperti negara-negara Eropa dan Amerika.
Selamat bertugas untuk kepentingan ilmu pengetahuan, Chang’e dan Yutu.
Sumber: http://bobo.kidnesia.com/Bobo/Info-Bobo/Dewi-Chang-e-Pergi-ke-Bulan